Jakarta –
Hari Pencatatan Kelahiran Internasional atau International Birth Registration Day diperingati setiap tanggal 8 Oktober. Inisiatif peringatan ini bertujuan untuk melindungi bayi baru lahir yang rentan dengan mendaftarkan kelahiran mereka.
Lalu, bagaimana sejarah Hari Pencatatan Kelahiran Internasional tanggal 8 Oktober? Simak penjelasan di bawah ini.
Dikutip dari situs National Today, pada tahun 2018, Johnson’s Baby mendirikan Program Right Start pada tanggal 8 Oktober. Sejak saat itulah, Hari Pencatatan Kelahiran Internasional mulai diperingati setiap 8 Oktober.
Program Right Start telah mengidentifikasi bahwa saat ini, terdapat ratusan juta bayi baru lahir dan bayi di Timur Tengah dan Afrika yang belum mendaftarkan kelahiran mereka. Hal ini menempatkan anggota masyarakat yang paling rentan di komunitas tersebut, yaitu anak-anak, dalam posisi yang lebih rentan lagi.
Hari Pencatatan Kelahiran Internasional bertujuan untuk menyebarkan kesadaran tentang hak-hak anak dan memastikan bahwa mereka dapat memperolehnya.
Lalu, pada tahun 2019, PBB juga melaporkan bahwa lebih dari separuh populasi anak di Afrika tidak memiliki dokumen, di negara mereka sendiri. Kelahiran mereka tidak pernah didaftarkan dan dengan demikian, tidak ada dalam sistem birokrasi di negara mereka.
Sebuah studi serupa, yang juga dilakukan pada tahun 2019 oleh UNICEF, mengungkapkan bahwa satu dari 40 anak di bawah usia lima tahun di Kawasan MENA, Timur Tengah, dan Afrika Utara, tidak terdaftar. Anak-anak ini umumnya disebut sebagai anak-anak yang tidak terhitung.
Sekitar 91 juta anak di kawasan MENA tidak menerima akta kelahiran dan tidak pernah terdaftar. Bagi seorang individu, ini adalah cara yang sangat bermasalah untuk menjalani hidup. Seringkali anak-anak ini sudah dihadapkan pada kemiskinan dan dikombinasikan dengan kurangnya identitas resmi mereka, sehingga rentan terhadap eksploitasi oleh pihak-pihak yang berniat jahat.
Johnson’s Baby bermitra dengan Save The Children dan berkomitmen untuk meningkatkan pendaftaran jumlah kelahiran di seluruh Kawasan MENA. Peluncuran program tersebut menargetkan Lebanon dan Ethiopia sebagai negara-negara utama dan mendanai pelatihan serta perluasan program pendaftaran di kedua negara tersebut.
Dengan meningkatnya kesadaran dan tekanan internasional, anak-anak dan bayi yang rentan ini dapat mengakses hak asasi manusia mereka dan perlindungan yang menyertainya.
Mengapa begitu penting untuk mendaftarkan kelahiran seorang anak?
Nama dan identitas nasional adalah hak pertama yang diharapkan dilindungi oleh pemerintah. Tanpa kelahiran yang terdaftar, dalam segala hal yang bersifat birokrasi, membuat anak yang tidak terdaftar kelahirannya rentan terhadap tindak kejahatan, salah satunya eksploitasi.
(kny/imk)