Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkap faktor-faktor yang bikin judi online (judol) terus meningkat. Yakni modus para pelaku yang makin beragam mulai dari pemasaran menggunakan influencer dan memodifikasi permainan jadi lebih sederhana.
Hal tersebut diungkap Sigit dalam rapat kerja bersama Komisi III DPR di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (11/11). Sigit membeberkan faktor penyebab kasus judol kian meningkat.
“Kemudian juga terjadi hal-hal yang tentunya menjadi perhatian kita bersama terkait dengan modus-modus yang dilakukan oleh kelompok pelaku judi online, mulai dari proses pemasarannya yang kemudian memanfaatkan influencer, backlink situs pemerintah, broadcast, dan promosi di media sosial,” kata Sigit.
Sigit juga mengungkap model pembayaran judol yang sebelumnya menggunakan rekening kini bergeser menggunakan payment gateway, QRIS dan e-wallet. Bahkan menurut Sigit, ada yang mulai menggunakan crypto.
“Kemudian transaksi yang awalnya nominal menengah ke atas saat ini mulai bergeser dari masyarakat menengah ke bawah, yang tadinya Rp 100 ribu sampai Rp 1 juta, saat ini berkembang dengan angka transaksi Rp 10 ribu juga bisa ikut bermain judi online sehingga ini menyebabkan penyebaran dari pelaku atau masyarakat yang kemudian addict terhadap judi online,” ujarnya.
Sigit berkomitmen terus memberantas judol ke depan. Sejak 2020 hingga saat ini, sudah ada lebih dari 9 ribu orang jadi tersangka judol, dan puluhan ribu situs ditake-down.
“Kami pun juga melakukan berbagai macam upaya mulai dari mengungkap kasus tersebut selama 2020 sampai 2024, 9.096 tersangka kita amankan, 5.991 rekening, dan 68.108 situs kita matikan,” ucapnya.
Kapolri membeberkan kasus judol paling menonjol, simak di halaman berikut