Situbondo –
TNI menggelar latihan bersama Australian Defence Force (ADF) dalam rangkaian Indo-Pacific Endeavour (IPE). Salah satu latihan gabungan yang dilakukan yakni operasi amfibi yang digelar di Pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur.
Vice Admiral Justin Jones selaku Chief of Joint Operations ADF mengatakan perang amfibi menjadi perang paling rumit. Diketahui perang amfibi sendiri merupakan operasi militer yang menggunakan kapal angkatan laut untuk mengirimkan pasukan darat dan udara ke pantai musuh.
“Apa yang anda lihat hari ini adalah bentuk perang paling rumit yakni perang amphibious. Namun yang hari ini dibuat lebih sederhana,” kata Jones di Situbondo, Jawa Timur, Rabu (13/11/2024).
Jones mengatakan latihan gabungan bersama TNI menjadi momentum untuk sama-sama belajar taktik. Dia berharap latihan yang dilakukan akan meningkatkan kemampuan angkatan bersenjata dari kedua negara.
“Sederhananya, berbagi pengalaman, transfer kemampuan, pengetahuan tentang taktik, teknik, prosedur, informasi dari komando pendaratan tentang nilai-nilai ketika berbagi ruang di dalam kapal yang sempit dalam beberapa pekan ini. Hal itu menempa kepercayaan, kredibilitas, dan pengetahuan satu sama lain,” ujarnya.
Jones menyebut latihan bersama tersebut sudah disusun dan direncanakan sejak lama. Latihan tersebut sebagai bentuk kerjasama pertahanan RI dengan Australia.
“Dan itu adalah bukti dari langgengnya tidak hanya hubungan antara kedua negara, melainkan juga antara Australian Defence Force dan juga TNI,” tuturnya.
Colonel Judd Finger, Commander Landing Force ADF menambahkan latihan Keris Woomera sendiri sudah digelar sejak di Kota Darwin, Australia dan rangkaiannya akan berakhir di Indonesia. Dia menyebut latihan yang digelar tersebut sudah berjalan baik.
“Apa yang anda lihat adalah hasil dari perencanaan jangka panjang latihan interoperabilitas dan integrasi selama dua bulan untuk melakukan operasi amphibious yang rumit antara TNI dan ADF Naval Platforms, TNI dan Australian Combat Troophs, TNI dan Australian Defence Force Elements untuk melakukan latihan operasi bersama yang baik di tanah Indonesia,” kata dia.
“Hal ini adalah sinyal di level taktikal yang kita bangun sebagai prajurit, pelaut, bisa bersama-sama melakukan interoperabilitas di tingkat komando dan prajurit secara efektif, aman, dan kami bangga atas apa yang telah dihasilkan oleh TNI dan prajurit Australia,” imbuhnya.
Sementara itu, Komandan Kodiklatal (Dankodiklatal) Letjen TNI Marinir Nur Alamsyah menambahkan total ada 3.000 personel gabungan dilibatkan dalam latihan gabungan. Dia menyebut bukan hanya operasi amfibi, tetapi operasi lainnya turut dilakukan dalam latihan bersama tahun ini.
“Dalam latihan ini, khususnya tidak hanya latihan operasi militer perang saja, tetapi juga operasi militer selain perang. Tidak hanya operasi pendaratan amphibi, kemudian latihan penembakan, tetapi juga ada latihan non-combatant evacuation operation, yang dalam ini bisa kita kerjakan bersama. Apabila terjadi sesuatu di Indonesia maupun di Australia,” kata dia.
Nur Alamsyah menyebut tujuan dari latihan bersama ini yakni untuk menyamakan teknik dan prosedur dari operasi gabungan amfibi yang dimiliki oleh kedua angkatan bersenjata. Dia menambahkan, latihan tersebut penting dilakukan untuk memupuk hubungan yang baik antara kedua negara.
“Dalam hubungannya, dalam latihan ini, latihan ini buat kami berdua, ini merupakan latihan yang sangat penting, karena ini memupuk hubungan baik, kemudian pengertian yang sama antara dua negara,” pungkasnya.
(wnv/dnu)