Lebak –
Jembatan gantung penghubung Kecamatan Bojongmanik dan Leuwidamar di Lebak, Banten, ambruk. Kini akses dua kecamatan terputus.
Warga bernama Martin mengatakan jembatan tersebut ambruk pada Kamis (14/11) kemarin. Ambruknya jembatan itu diduga akibat putusnya tali seling penopang yang sudah usang.
“Penyebabnya tali seling putus, memang talinya yang sudah cukup lama tidak diganti. Jadi kemungkinan sudah tidak kuat lagi menahan beban jembatan,” kata Matin kepada wartawan, Jumat (15/11/2024).
Martin menjelaskan jembatan tersebut merupakan akses warga dan pelajar ke sekolah. Ketika jembatan tersebut ambruk, tidak ada warga maupun pelajar yang melintas.
“Saat jembatan ambruk, tidak ada warga yang melintas, termasuk anak-anak sekolah. Nggak ada (korban),” tuturnya.
Menurut Martin, sejak akses dua kecamatan terputus, warga harus melintasi jalan alternatif yang lebih jauh. Ambruknya jembatan itu sudah dilaporkan warga kepada pemerintah setempat.
“Saat ini kami sedang menunggu tindak lanjut dari Pemkab Lebak untuk perbaikan jembatan ini. Kami harap jembatan ini bisa segera diperbaiki agar akses warga kembali lancar,” jelasnya.
DPUPR Lebak Hitung Perbaikan
Kepala DPUPR Lebak Irfan Suyatuvika mengaku sudah menurunkan tim ke lapangan. Jembatan sepanjang 60 meter tersebut kini sedang tahap perhitungan perbaikan.
“Lihat eksisting di lapangan hanya tali sling yang putus. Teman-teman sudah cek di lapangan dan sekarang sedang menghitung anggarannya. Rencana kita manfaatkan kembali besi yang masih bisa dipakai karena seumpama bangun baru bisa sampai Rp 900 jutaan,” kata Irfan.
Menurut Irfan, jembatan tersebut bisa diperbaiki dengan cepat apabila masyarakat tidak memiliki akses lain. Perbaikan jembatan akan menggunakan anggaran darurat.
“Kalau pimpinan disposisinya cepat, proses administrasi dua minggu dan pekerjaan fisiknya 1 bulan bisa selesai karena ini darurat jadi pengadaan pun tunjuk langsung,” jelasnya.
Lebih lanjut, Irfan belum bisa memastikan akan membuat jembatan sementara. Menurutnya, dinas terkait atau pemerintah desa bisa membantu membuat akses sementara.
“Mungkin BPBD bisa kirim perahu, atau desa atau masyarakat membuat getek sendiri yah untuk sementara buat nyebrang. Kalau kita yang membuat jembatan sementara bisa hambur karena kan sedang proses perbaikan,” tuturnya.
(eva/eva)