Jakarta –
Calon anggota Dewan Pengawas (Cadewas) KPK Benny Jozua Mamoto menyebut kalahnya KPK dalam praperadilan karena penyidik yang tidak profesional. Wakil Ketua KPK Alexander Marwata justru melempar bola panas itu ke hakim sidang.
“Kalo saya menilai hakimnya yang tidak professional. Sudah 20 tahun KPK menangani perkara korupsi dengan prosedur yang tidak berubah,” kata Alexander kepada wartawan, Rabu (20/11/2024).
Alexander kemudian berbicara soal kasus yang sama persis tetapi praperadilannya ditolak oleh hakim. Dia menegaskan bahwa penyidik KPK sudah bekerja sesuaj aturan.
“Dan sudah ada putusan praperadilan sebelumnya yang menolak permohonan pemohon untuk kasus yang sama. Artinya untuk kejadian/peristiwa yang relatif sama ada dua putusan yang berbeda. Penyidik KPK sudah bekerja sesuai dengan prosedur,” katanya.
Lebih lanjut, Alex juga mencurigai adanya intervensi atas putusan-putusan praperadilan yang dikabulkan hakim. Dia menilai harusnya Komisi Yudisial (KY) perlu turun tangan menyelidiki.
“Kenapa hakim bekerja tidak profesional, bisa jadi yang bersangkutan tidak memahami persoalan atau ada intervensi. KY atau Bawas MA seharusnya turun tangan untuk mengevaluasi putusan hakim,” katanya.
“Dan memberi sanksi keras apabila putusannya terindikasi tidak profesional,” sambungnya.
Sebelumnya, Benny Mamoto menjalani uji kelayakan dan kepatutan di DPR RI. Benny menyebut kalahnya KPK dalam praperadilan karena penyidik yang tidak profesional.
“Kemudian dalam hal kekalahan dalam praperadilan, kami mencoba mempelajari satu, satu, satu, kalahnya karena apa, dan sebagainya. Di sana memang kami melihat ada ketidakprofesionalan dari penyidik,” kata Benny dalam uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III DPR RI, Rabu (20/11).
Benny mengatakan hal itu perlu jadi perhatian ke depannya. Sebab, untuk saat ini, masyarakat lebih berani untuk menggugat.
“Inilah salah satu poin yang nantinya perlu menjadi perhatian, karena saat ini masyarakat lebih berani untuk menggugat, sehingga janganlah nanti kemudian KPK kalah kembali. Perlu profesionalisme kehati-hatian dan sebagainya,” tuturnya.
(azh/eva)