Pekalongan (1/2/25). Desa Galangpengampon merupakan salah satu desa terdampak banjir bandang di Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan yang terjadi pada 20 Januari 2025 yang lalu. Banjir akibat meluapnya sungai Sengkarang ini melanda tiga dusun yaitu Sibetok, Barisan dan Galangwolu. Setelah lebih dari sepekan warga masih tampak membenahi rumah dan lingkungan sekitar akibat banjir setinggi 1,5 meter. Sejak hari pertama kejadian sudah banyak bantuan yang diterima di Balaidesa yang didistribusikan ketiga dusun terdampak hingga hari ini. Dari sekian jenis layanan yang ada tampak belum ada lembaga atau instansi yang secara khusus memberikan layanan bagi balita dan lansia. Atas dasar hal tersebut maka Pramuka Peduli Kwartir Daerah Jawa Tengah bersama Pramuka Peduli Kwartir Cabang Pekalongan berinisiatif membuka layanan dapur khusus balita dan lansia.
Menurut keterangan Kak Adi Imron Ismail salah satu pengurus Pramuka Peduli Jawa Tengah yang menjadi koordinator dapur khusus ini menjelaskan bahwa layanan dapur khusus ini akan menjadi salah satu ciri khas Pramuka Peduli Jawa Tengah.
“Sudah banyak organisasi atau lembaga kemanusiaan yang memberikan bantuan dan layanan kepada warga terdampak tetapi saya rasa yang secara khusus konsen dengan layanan untuk balita dan lansia relatif masih sedikit. Dengan dibukanya dapur khusus balita dan lansia ini kami berharap ini akan menjadi ciri khas Pramuka Peduli Jawa Tengah”, tegasnya.
Sebagaimana diketahui bahwa penanganan darurat bencana memberikan pelayanan kepada warga terdampak terutama kebutuhan dasar berupa sandang, pangan dan papan. Bantuan dalam bentuk pangan dilakukan melalui pendirian dapur umum dan bantuan logistik seperti sembako dan kebutuhan harian. Jenis layanan seperti ini sangat dibutuhkan oleh warga terdampak bencana sehingga bantuan sembako dan kebutuhan harian menjadi prioritas para dermawan. Posko-posko bencana yang didirikan mayoritas memberikan bantuan seperti ini. Namun untuk jenis layanan yang secara khusus diberikan kepada balita dan lansia masih relatif sedikit.
Hal ini diakui oleh Sekda Kabupaten Pekalongan Muhammad Yulian Akbar saat menerima kunjungan Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Tengah di Balaidesa Galangpengampon Sabtu 1 Februari.
“Saya rasa ini langkah yang baik dilakukan oleh Pramuka Peduli Kwarda Jateng dengan membuka layanan khusus untuk balita dan lansia. Jenis layanan tematik seperti ini tentu akan lebih dirasakan oleh kelompok rentan karena lebih spesifik dan Insya Allah akan lebih tepat sasaran”, tegasnya saat memberikan sambutan.
Pernyataan ini tentu sejalan dengan prinsip bantuan darurat yang menyatakan bahwa bantuan untuk warga terdampak harus memenuhi minimal 4 T yaitu tepat waktu, tepat jenis, tepat sasaran dan tepat jumlah. Prinsip ini pula yang diterapkan Pramuka Peduli dalam memberikan bantuan selama ini. Dengan berpegang pada prinsip 4 T ini diharapkan bantuan akan lebih terarah dan terukur serta lebih merata.
Dapur khusus balita dan lansia ini dilaksanakan bersamaan dengan distribusi bantuan berupa paket untuk balita, lansia dan bayi yang baru lahir (new born). Untuk memberikan dampak yang lebih maksimal sekaligus terwujudnya kolaborasi dan kerjasama antar pihak maka Pramuka Peduli menggandeng PKK Desa Galangpengampon dalam mengelola dapur khusus balita dan lansia.
“Kami percaya bahwa PKK merupakan potensi unggul di setiap desa. Kemampuan PKK yang dimotori ibu-ibu terutama dalam urusan memasak tentu tidak perlu diragukan lagi. Oleh karena itu dapur khusus balita dan lansia ini kami kerjakan bersama ibu ibu PKK desa Galangpengmapon”, ujar Kak Adi Imron Ismail yang juga anggota korps Pelatih Kwarda Jateng.
Dapur khusus balita dan lansia ini didirikan di balaidesa Galangpengampon dan setiap hari akan memberikan layanan kepada 200 an balita dan lansia yang tersebar di dusun terdampak.
Saat ditanya apakah ada kesulitan dalam mengelola dapur khusus ini, Kak Adi menjawab
“Masak bubur lebih mudah, bahan baku nya sederhana dan peralatannya tidak banyak”, imbuhnya.
Ketika ditanya berapa lama layanan ini akan diberikan dijawab dengan singkat
“Kami hanya menjadi pemantik saja karena selanjutnya dapur khusus ini bisa dilakukan oleh ibu-ibu PKK di setiap dusun mereka”, ungkap Kak Adi mengakhiri pembicaraan.