JAKARTA – Neraca perdagangan berupa ekspor dan impor pada Januari 2024 mengalami perubahan. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor yang cukup berpengaruh bagi perekonomian Indonesia.

    Berdasarkan catatan Okezone, Senin (19/2/2024), berikut fakta-fakta terkait neraca perdagangan Indonesia dan ekspor-impor pada Januari 2024.



    1. Neraca Perdagangan Januari 2024

    Badan Pusat Statiktik (BPS) mencatat neraca perdagangan surplus USD2,02 miliar pada pada Januari 2024. Secara nilai neraca dagang turun sebesar USD1,27 miliar dibandingkan Desember 2023.

    Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 45 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Plt Kepala BPS Amalia W Widyasanti mengatakan, surplus Januari 2024 ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun lalu.

    2. Ekspor Indonesia Turun

    BPS juga mencatat ekspor pada Januari 2024 mencapai USD20,52 miliar. Ekspor Indonesia turun 8,34% dibandingkan Desember 2023.

    Amalia juga mengatakan, ekspor migas tercatat USD1,39 miliar turun 5,49%. Sementara ekspor non migas turun 8,54% dengan nilai ekspor sebesar USD19,13 miliar.

    “Penurunan nilai ekspor bulan Januari didorong oleh penurunan ekspor nonmigas terutama pada kelompok barang bahan bakar mineral atau HS27 dengan andil penurunan sebesar 3,85%, bijih logam terak dan abu dalam kelompok HD26 dengan andil penurunan sebesar 2,21% serta logam mulia dan perhiasan permata dalam kelompok HS71 dengan andil penurunan sebesar 1,49%,” tutur Amalia.

    Dia mengungkapkan, penurunan ekspor migas didorong oleh penurunan nilai ekspor hasil minyak dengan andil penurunan sebesar 0,89%.

    3. Impor juga Turun

    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor pada Januari 2024 sebesar USD18,51 miliar. Impor Indonesia mengalami penurunan 3,13% dibandingkan Desember 2023.

    Plt kepala BPS Amalia mengatakan, impor migas senilai USD2,70 miliar atau turun 19,99% secara bulanan. Sementara impor nonmigas senilai USD15,81 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 0,48% secara bulanan.

    “Penurunan nilai impor total secara bulanan dikarenakan peran penurunan nilai impor migas dengan andil penurunan sebesar 3,53% utamanya berasal dari penurunan impor hasil minyak yang dengan andil penurunan sebesar 2,25%,” jelasnya dalam konferensi pers hari ini, Kamis (15/2/2024).


    Follow Berita Okezone di Google News


    Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
    ORION, daftar sekarang dengan
    klik disini
    dan nantikan kejutan menarik lainnya

    4. Ekspor Non Migas

    Kemudian, Amalia menambahkan, nilai ekspor non migas menurut sektor mengalami penurunan secara bulanan kecuali pada sektor pertanian yang mengalami peningkatan sebesar 5,32%. Penurunan terdalam pada sektor pertambangan dan lainnya yang turun 23,93% dan utamanya disebabkan oleh penurunan ekspor batubara bijih tembaga lignite dan bahan mineral lainnya serta bijih seng.

    “Secara tahunan semua sektor mengalami penurunan kecuali sektor pertanian yang mengalami peningkatan tipis sebesar 0,11%,” imbuhnya.

    Penurunan ekspor tersebut juga didorong oleh ekspor nonmigas terutama pada bahan bakar mineral HS27, logam mulia dan perhiasan atau permata HS71 dan mesin serta perlengkapan elektrik dan bagiannya HS85.

    “Total ekspor nonmigas USD19,13 miliar dan jika dirinci menurut sektor, sektor pertanian kehutanan dan perikanan kontribusi USD0,37 miliar, sektor pertambangan dan lainnya sebesar USD3,86 miliar dan sektor industri pengolahan memberikan kontribusi ekspor sebesar USD15,08 miliar,” ujar dia.

    Sementara itu, nilai ekspor non migas ke Tiongkok tercatat sebesar USD4,75 miliar menurun 20,73% dibandingkan Desember 2023. Penurunan ekspor ke Tiongkok utamanya disebabkan oleh penurunan nilai ekspor bahan bakar mineral, bijih logam terak dan abu serta lemak dan minyak hewan nabati.

    “Sementara itu ekspor non migas ke Asean mengalami penurunan baik secara bulanan maupun tahunan sedangkan untuk ekspor ke kawasan Uni Eropa mengalami peningkatan secara bulanan tetapi secara tahunan mengalami penurunan,” imbuhnya.

    5. Impor Beras Indonesia

    Indonesia telah mengimpor beras 443 ribu ton di Januari 2024. BPS mencatat impor beras Indonesia pada Januari 2024 tercatat sebesar USD279,2 juta.

    Impor beras turun 16,73% secara bulanan, namun naik 135,12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    “Dapat kami sampaikan impor beras Januari 2024 senilai USD279,2 juta. Sebagai perbandingan, impor beras pada Januari 2023 tercatat USD118,7 juta,” tutup Amalia.



    Source link

    Share.