JAKARTA – Sejumlah peristiwa bersejarah terjadi pada tanggal 15 Februari. Baik di Indonesia maupun luar negeri, beragam peristiwa penting terjadi pada 15 Februari.

Berikut sejumlah perstiwa yang terjadi pada 15 Februari, sebagaimana dikutip dari Wikipedia, Kamis (15/2/2024):

1. 1958 – Deklarasi Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)

PRRI merupakan salah satu gerakan pertentangan antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat (Jakarta) yang dideklarasikan pada tanggal 15 Februari 1958. Gerakan ini didahului oleh keluarnya ultimatum Piagam Perjuangan untuk Menyelamatkan Negara dari Dewan Perjuangan yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Ahmad Husein di Padang, Sumatera Barat, Indonesia.

Gerakan ini mendapat sambutan dari wilayah Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah. Pada 17 Februari 1958, kawasan tersebut menyatakan mendukung PRRI (gerakannya dikenal sebagai Permesta).

Konflik yang terjadi ini sangat dipengaruhi oleh tuntutan pemberlakuan otonomi daerah yang lebih luas. Ultimatum tersebut bukan tuntutan pembentukan negara baru maupun pemberontakan, tetapi lebih merupakan protes mengenai bagaimana konstitusi dijalankan.

ada masa bersamaan kondisi pemerintahan di Indonesia masih belum stabil pasca-agresi Belanda. Hal ini juga memengaruhi hubungan pemerintah pusat dengan daerah serta menimbulkan berbagai ketimpangan dalam pembangunan, terutama pada daerah-daerah di luar pulau Jawa.

Bibit-bibit konflik tersebut mulai terjadi sejak dikeluarkannya Perda No. 50 tahun 1950 tentang pembentukan wilayah otonom oleh provinsi Sumatra Tengah waktu itu yang mencakup wilayah provinsi Sumatra Barat, Riau yang kala itu masih mencakup wilayah Kepulauan Riau, dan Jambi sekarang.

Bagaimanapun, pertentangan ini dianggap sebagai sebuah pemberontakan oleh pemerintah pusat, yang menganggap ultimatum itu merupakan proklamasi pemerintahan tandingan, dan kemudian ditumpas dengan pengerahan kekuatan militer terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah militer Indonesia. Semua tokoh PRRI adalah para pejuang kemerdekaan, pendiri dan pembela NKRI. Sebagaimana ditegaskan Ahmad Husein dalam rapat Penguasa Militer di Istana Negara April 1957; Landasan perjuangan daerah tetap Republik Proklamasi dan berkewajiban untuk menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta.

2. Pertempuran Singapura – 1942

Pertempuran Singapura terjadi pada teater Asia tenggara perang Dunia II, yang mengakibatkan jatuhnya Singapura ke tangan Jepang. Pertempuran ini berlangsung dari 7 hingga 15 Februari 1942. Dalam pertempuran ini, sekira 80 ribu tentara India, Australia, dan Britania Jaya menjadi tahanan perang, bergabung dengan 50 ribu yang ditawan dalam Pertempuran Malaysia. Pertempuran ini berhasil dimenangkan oleh Jepang setelah pasukan sekutu yang dipimpin Letnan Jenderal Arthur Percival dari Inggris menyerah.





Follow Berita Okezone di Google News


Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya

3. Meninggalnya Syafruddin Prawiranegara – 1989

15 Februari 1989, menginjak usia 77 tahun, Syafrudin Prawiranegara menghembuskan nafas terakhirnya. Syafrudin Prawiranegara merupakan seorang pejuang kemerdekaan, yang pernah menjabat sebagi Ketua Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).

Selain itu, ia pernah menyandang jabatan sebagai Wakil Perdana Menteri, Menteri Keuangan, dan Menteri Kemakmuran. Ia juga tercatat pernah menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia dan menjabat sebagai Perdana Meneteri bagi kabinet tandiangan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera Tengah pada 1958.

Di masa tuanya, Syafrudin menyibukan diri dengan berdakwah. Dalam aktivitas keagamaanya, ia pernah menjabat sebagai Ketua Korp Mubalig Indonesia (KMI). Ia juga sempat menyusun buku Sejarah Moneter dengan bantuan Oei Beng To, direktur utama Lembaga Keuangan Indonesia.

4. Referendum Konstitusi Venezuela – 2009

Referendum Konstitusi Venezuela mengakhiri pembatasan dua kali masa jabatan unuk Presiden Venezuela, Gubernur, Walikota, dan Deputi. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada 15 Februari 2009 dengan mengandemen beberapa pasal Konstitusi Venezuela.

Pasal yang diamandemenkan dalam referendum ini, antara lain pasal 160, 162, 174, 192, dan pasal 239 Konstitusi Venezuela. Usulan amandemen ini disetujui sekira 54 persen pemilih dalam sebuah pemilihan yang oleh pengamat Internasional dikatakan “bebas dan jujur”, di mana terdapat 67 persen pemilih yang menggunakan hak suaranya berpartisipasi.



Source link

Share.