JAKARTA – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) melakukan koordinasi lintas Kementerian dan Lembaga (K/L) agar dapat mencapai standar kecepatan dan ketepatan waktu saat terlibat operasi SAR internasional.




    Berikut sejumlah faktanya:

    1. Enam Jam ke Lokasi

    Kepala Basarnas Marsdya TNI Kusworo mengatakan, pihaknya menargetkan selambat-lambatnya enam jam setelah menerima laporan untuk berangkat dari bandara menuju lokasi operasi SAR internasional.

    “Namun memang di lapangan seringkali personel sudah tiba di bandara sebelum enam jam, tapi baru bisa terbang lima hari kemudian,” ujar Kusworo di Kantor Pusat Basarnas, Jakarta, Rabu (27/12/2023).

    2. Koordinasi dengan Menko PMK

    Dia juga telah berkoordinasi dengan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy untuk mendukung kerja Basarnas dalam operasi SAR internasional.

    “Semoga ke depan koordinasi ini bisa membantu pencapaian standar kecepatan dan ketepatan waktu berangkat dari bandara selambat-lambatnya enam jam untuk operasi SAR internasional,” ungkapnya.

    3. Robot Deteksi

    Di sisi lain, Basarnas juga sudah menyiapkan sejumlah teknologi canggih untuk mengantisipasi bencana. Seperti robot yang memiliki kemampuan deteksi kedalaman sampai 1 Km hingga drone thermal.

    Robot tersebut nantinya akan dipasang di badan pesawat dan kapal yang digunakan untuk mencari korban bencana.

    “Tentunya teknologi ini adalah teknologi baru yang secara keseluruhan nanti kita pasang di 1 pesawat, di 1 kapal kita di Kapal Ganesha yang sampai saat ini lagi diproses pemasangannya,” ungkapnya.

    4. Drone Thermal

    Sedangkan untuk drone thermal, nantinya akan dioperasikan, baik siang maupun malam. Alat canggih ini untuk mengantisipasi bencana tanah longsor.

    “Jadi di tiap-tiap SAR ini kita sudah bekali drone thermal ada 2 unit, tentunya sudah dilatihkan secara operasional. Bahkan mungkin saya sampaikan bahwa dioperasionalkan tidak hanya siang hari, ternyata dia ada yang sampai malam hari, yang relatif bisa memantau perkembangan tersebut,” ungkapnya.

    Drone thermal tersebut, kata Kusworo dapat membantu dalam menentukan lokasi bencana sebelum dilakukan proses penyelamatan dan evakuasi.

    “Ini (drone) akan membantu kita mengurangi potensi risiko, karena sebelum kita tentunya menolong,dengan suatu kondisi yang belum pasti, belum tahu, karena memang relatif masih rawan pergerakan longsor, itu kita gunakan dengan drone. Tapi kalau sudah yakin dan pasti untuk tempat bergerak operasi SAR-nya sendiri, kita akan langsung tangani,” tutup Kusworo.


    Follow Berita Okezone di Google News


    Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
    ORION, daftar sekarang dengan
    klik disini
    dan nantikan kejutan menarik lainnya

    5. Capaian 2023

    Sekadar diketahui, Basarnas sepanjang Januari-November 2023 telah melaksanakan 2.209 operasi SAR dengan jumlah korban terdampak sebanyak 22.052 jiwa. Dari jumlah tersebut terdapat 20.084 korban selamat, 1.592 korban jiwa, dan 376 korban hilang.

    Operasi SAR berupa kondisi yang membahayakan manusia mendominasi dalam periode Januari-November 2023 yaitu sebanyak 1.268 kejadian, diikuti 718 kecelakaan kapal, 97 bencana, 57 kecelakaan penanganan khusus, dan enam kecelakaan pesawat.



    Source link

    Share.