PASANGAN Capres dan Cawapres Nomor 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, bisa dibilang begitu totalitas dalam urusan gaya penampilan di setiap agenda Debat Pilpres 2024.

Debat Pilpres sudah empat kali digelar oleh KPU dan Ganjar-Mahfud selalu mendapat sorotan utama perihal busana. Teranyar, paslon nomor 3 itu mengenakan busana ramah lingkungan.

Hal ini sejalan dengan tema debat keempat yaitu pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa. Mahfud lewat pakaian yang dikenakan seperti ingin bicara bahwa sudah saatnya kita kembali ke alam dan kurangi penggunaan bahan kimia.

Memangnya apa sih yang dipakai Ganjar-Mahfud di debat Pilpres semalam? Berikut fakta-fakta terkait busana yang berhasil dirangkum MNC Portal, Senin (22/1/2024)

1. Terselip makna istimewa: Mahfud mengatakan, busana yang ia kenakan bersama Pak Ganjar ini merupakan aksi nyata dan balutan harapan perempuan Indonesia untuk merawat Ibu Pertiwi yang sakit.

(Foto: MPI/Achmad) 

2. Material alami tanpa bahan kimia: Mahfud menjelaskan bahwa pakaian yang dipakainya itu terbuat dari kapas yang mudah terurai. Kapasnya sendiri ditanam oleh para petani perempuan di Tuban, Jawa Timur.

 BACA JUGA:

Proses pembuatannya sendiri menggunakan teknik tumpang tari tanpa menggunakan bahan kimia apa pun. Sementara untuk bahan kancing yang digunakan pada baju tersebut diproduksi di Makassar, Sulawesi Selatan.

 BACA JUGA:

“Kapas diproduksi menjadi benang dan ditenun secara manual menjadi sehelai kain. Pewarna menggunakan pewarna alami dari tanaman bukan bahan kimia, sehingga menghindari penggunaan 2,5 juta liter bahan kimia,” kata Mahfud.


Follow Berita Okezone di Google News


Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya

3. Proses penjahitan baju dikerjakan oleh kaum perempuan: Fakta lainnya dari baju tersebut adalah kain yang dipakai sebagai material busana dijahit oleh ibu-ibu di Desa Badung, Bali.

“Ini menggambarkan semangat dan kerja keras mereka untuk penghidupan yang lebih baik untuk keluarganya,” ungkap Mahfud MD.

(Foto: MPI/Fadli) 

4. Lama waktu pembuatan: Tidak sebentar, baju yang dipakai Ganjar-Mahfud ini ternyata memerlukan waktu yang cukup lama sampai dapat dikenakan.

“Untuk menjadi suatu baju yang indah, ternyata dibutuhkan waktu 180 hari, dari mulai tumbuh, memintal, menenun, dan menjahit baju,” terangnya.

“Proses ini telah menebarkan dampak positif, untuk 1500-an kehidupan, terdiri dari petani hingga penjahit,” sambung Mahfud lagi.

5. Dampak positif pemakaian bahan alami: Mahfud menjelaskan, dengan pemanfaatan bahan alami tanpa kimia, banyak kebaikan yang terjadi, terkhusus untuk alam itu sendiri.

“(Dengan pemakaian bahan alami) mencegah produksi 80 ton CO2 dan meregenerasi 30 hektar lahan melalui daur ulang sampah dan mengubah tanah kering menjadi agroforestri,” pungkas Mahfud MD.

Sebelumnya, kata Mahfud, para ibu pengrajin terdampak bahan kimia yang bahaya bagi kesehatan dan mencemari sumber air dan juga tidak mendapatkan penghidupan yang layak.



Source link

Share.