Jakarta

    BMKG menyampaikan masih terjadi gempa susulan usai guncangan M 6,5 di Nabire Papua Tengah. Hingga pagi ini terjadi 50 kali gempa susulan.

    “Update Gempa Nabire M6,5: gempa susulan (aftershocks) hingga 7.30 WIB sudah mencapai 50 kali,” ujar Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, dalam akun X, dilihat Jumat (19/9/2025).


    SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

    Berdasarkan catatan BMKG, gempa susulan terbesar terjadi pukul 07.53 WIB dengan kekuatan M 5,1. Belum ada informasi terkait data kerusakan.

    Namun, dari foto yang dibagikan Daryono, gempa Nabire menyebabkan plafon bangunan rusak. Kemudian kaca-kaca di salah satu bangunan berserakan.

    Daryono sebelumnya menyampaikan tersebut memiliki parameter update dari M 6,5 menjadi M 6,5. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 3,47 Lintang Selatan dan 135,49° Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Nabire, Papua Tengah pada kedalaman 24 km.

    “Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar anjak Weyland. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” ujar Daryono.

    Gempa tersebut dirasakan di Nabire dengan skala intensitas V MMI atau getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun. Gempa juga dirasakan di daerah Wasior dengan skala intensitas IV-V MMI.

    Lalu di daerah Enarotali dengan skala intensitas III-IV atau dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, kemudian di Timika dengan skala intensitas III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah.

    Guncangan gempa turut dirasakan warga Biak dan Supiori dengan skala intensitas II-III atau getaran dirasakan nyata dalam rumah. Hasil pemodelan menunjukkan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

    (idn/imk)



    Source link

    Share.