Jakarta

    Tokoh budaya nasional Putu Supadma Rudana menghadiri upacara peresmian patung monumental Bapak Bangsa Papua Nugini Sir Michael Thomas Somare di Gedung Parlemen Nasional PNG, Port Moresby. Patung itu dipersembahkan Indonesia sebagai bentuk hubungan 50 tahun diplomatik.

    Patung perunggu setinggi 3,2 meter merupakan karya seniman muda Indonesia, I Gede Sarantika. Patung ini hasil kolaborasi Parlemen Papua Nugini dengan Museum Rudana, Bali.

    Pembuatan Patung diinisiasi sejak 2023 oleh Wakil Ketua Parlemen PNG, Hon Johnson Wapunai bersama Presiden The Rudana Fine Art Institution, Putu Rudana. Pembuatan patung ini juga didukung oleh pendiri Museum Rudana, Nyoman Rudana.


    SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

    “Patung berbahan perunggu murni ini bukan sekadar karya seni. Ia adalah monumen hidup tentang hubungan baik Indonesia dan Papua New Guinea yang merupakan pintu gerbang ke negara-negara kepulauan pasifik, melambangkan hubungan persahabatan sejati dan abadi antara Indonesia dan Papua Nugini, melampaui batas-batas diplomasi politik, menembus ruang-ruang diplomasi formal, dan berakar pada nilai kemanusiaan serta kearifan/kebijaksanaan lokal,” ujar Putu Supadma Rudana melalui keterangannya, Jumat (15/8/2025).

    Putu Supadma Rudana menghadiri peresmian patung Sir Michael Thomas Somare. (Dok. ist)

    Dia mengatakan patung ini juga sebagai bentuk penghormatan antar kedua bangsa. Putu Rudana menilai karya seni ini merupakan diplomasi berbasis kebudayaan dan persaudaraan.

    Peresmian patung dilakukan pada 7 Agustus 2025 yang bertepatan dengan 50 tahun lahirnya Parlemen Nasional PNG, jelang HUT RI ke-80 dan 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Papua Nugini. Dalam peresmian itu juga ditampilkan seni tari khas pasifik.

    “Saya mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat saya di Papua Nugini yang telah mengundang saya untuk menghadiri upacara sakral/bersejarah ini. Upacara peresmian patung bapak bangsa Papua New Guinea,” ucapnya.

    “Bangsa lain mungkin bertanya-tanya, bagaimana bisa Indonesia? Jawabannya sederhana: karena kita percaya budaya, seni dan spiritual wisdom adalah bahasa universal yang mampu menghubungkan perbedaan hingga menjadikannya rasa persahabatan, persaudaraan dan kebersamaan dalam mencapai perdamaian dunia,” sambung Putu Rudana.

    Dia mengatakan patung tersebut merupakan simbol hubungan kedua negara di mana Indonesia merupakan pimpinan di kawasan Asia Tenggara dan Papua Nugini merupakan pintu gerbang ke pasifik. Mantan Anggota DPR RI periode 2014 – 2024 menegaskan upacara peresmian patung merupakan salah satu peran strategis Indonesia di kawasan Pasifik.

    “Presiden Prabowo memiliki visi besar yaitu budaya sebagai soko guru bangsa. Di mana Indonesia mengirim pesan kuat kepada dunia, diplomasi terbaik tidak selalu dibangun di meja perundingan, tetapi juga di ruang hati dan ingatan kolektif sebuah bangsa melalui budaya, spiritualitas, kebijaksanaan dan lokal wisdom (kearifan lokal),” Kata Putu Rudana.

    (idn/dhn)



    Source link

    Share.