Jakarta -
Jatuhnya pesawat latih milik FASI (Federasi Aerosport Seluruh Indonesia) di Ciampea, Bogor, Jawa Barat merenggut korban. Mantan Kadispen AU Marsma TNI Fajar Adriyanto gugur dalam insiden tersebut.
Kecelakaan terjadi pada Minggu (3/8) pagi. Pesawat jatuh tersebut jenis Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126. Pesawat dikemudikan Marsma TNI Fajar sebagai pilot dan Roni sebagai kopilot.
Marsma Fajar meninggal dunia dalam insiden tersebut, sementara Roni mengalami luka berat. Hingga kini TNI AU masih menyelidiki penyebab pasti kecelakaan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut beberapa fakta kecelakaan tersebut dirangkum detikcom, Minggu (3/8):
1. Kecelakaan Saat Latihan
Pesawat itu terjatuh saat sedang melaksanakan latihan. Marsma TNI Fajar menjadi pilot dalam kegiatan tersebut.
“Pesawat FASI terbang dari lanud ATS (Atang Sendjaja) melaksanakan training, biasa training latihan,” kata Kadispen AU Marsekal Pertama (Marsma) TNI I Nyoman Suadnyana saat dihubungi, Minggu (3/8).
Pesawat itu dalam rangka misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara.
2. Sempat Hilang Kontak
Foto: Marsma Fajar Adriyanto. (Dok Istimewa).
|
Pesawat lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja pada pukul 09.08 WIB. Pesawat lalu hilang kontak dan ditemukan terjatuh.
“Sekitar pukul 09.19 WIB, pesawat mengalami hilang kontak dan ditemukan jatuh di sekitar TPU Astana,” kata Kadispen AU Marsekal Pertama (Marsma) TNI I Nyoman Suadnyana kepada wartawan, Minggu (3/8).
Pesawat dikemudian langsung oleh Marsma TNI Fajar sebagai pilot. Kegiatan itu dalam rangka misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari latihan rutin pembinaan kemampuan personel FASI, induk olahraga dirgantara nasional yang berada di bawah binaan TNI AU,” ujarnya.
3. Marsma Fajar Gugur-Kopilot Luka
TNI AU mengkonfirmasi ada korban jiwa dalam peristiwa jatuhnya pesawat latih milik FASI (Federasi Aerosport Seluruh Indonesia) terjatuh di kawasan Ciampea, Bogor, Jawa Barat. Korban meninggal merupakan eks Kadispen AU Marsma TNI Fajar Adrianto.
“Satu gugur atas nama Marsma TNI Fajar Adriyanto,” kata Kadispen AU Marsekal Pertama (Marsma) TNI I Nyoman Suadnyana.
“Betul mantan Kadispen. Beliau memang aktif terbang di FASI,” imbuhnya.
Sementara itu, kopilot bernama Roni juga mengalami luka berat. Korban masih menjalani perawatan intensif.
“Satu lagi pilotnya bapak Roni masih dirawat luka berat sampai saat ini masih pemulihan sudah ditangani,” imbuhnya.
4. Kondisi Pesawat Laik Jalan
Foto: Proses evakuasi pesawat latih milik FASI yang jatuh di Ciampea, Bogor. (ARIF FIRMANSYAH/ARIF FIRMANSYAH)
|
Kadispen AU Marsma TNI I Nyoman Suadnyana mengatakan pesawat latih itu dalam kondisi baik saat latihan dilakukan. Pesawat itu laik jalan.
“Pesawatnya bagus, selesai sebelum terbang dicek bagus,” kata Marsma TNI I Nyoman Suadnyana saat dihubungi.
Dia menegaskan penerbangan telah dilengkapi Surat Izin Terbang (SIT) nomor SIT/1484/VIII/2025 yang diterbitkan Lanud Atang Sendjaja. TNI AU masih menyelidiki penyebab pasti kecelakaan tersebut.
“Masih diselidiki, masih diinvestigasi, kenapa bisa terjadi (kecelakaan) seperti itu,” ujarnya.
5. Kesaksian Warga
Foto: Pesawat latih jenis Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126 yang jatuh di Ciampea, Bogor. (dok.Istimewa)
|
Warga setempat, Raden Yahya Setiabudi, menceritakan detik-detik kecelakaan pesawat latih yang menyebabkan mantan Kadispen AU, Marsma Fajar Adriyanto, gugur. Dia menyebutkan pesawat sempat menukik ke arah permukiman.
Menurutnya, suara mesin pesawat itu sempat tak terdengar. Lalu, kata dia, mesin menyala kembali sebelum jatuh di pemakaman umum.
“Jadi waktu jarak ketinggian itu dia (pesawat) ada di atas permukiman itu. Itu dia bisa dikendalikan itu, jadi pas depan saya pisan itu mah kejadiannya. Jadi pas itu mesinnya sempat berhenti, terus hidup lagi mesinnya, naik lagi, jadi masih bisa dikendalikan sama pilot,” kata Yahya kepada detikcom, Minggu (3/8).
“Jadi dia (pesawat) sudah nukik, naik lagi itu. Hebat deuh pilotnya masih bisa kendaliin. Jadi kalau pas nukik itu jatuh, mungkin saya yang kena, kan depan saya itu kejadiannya,” imbuhnya.
Yahya menyebutkan dia sempat berlari ke arah pesawat yang menukik itu. Dia mengatakan ada peziarah yang berteriak melihat pesawat jatuh di area pemakaman.
“Nah pas itu saya sempat ngudag (mengejar), lari-lari saya, pas lihat sudah jatuh. Di situ ada ibu-ibu lagi ziarah, bilang ‘Bapak itu ada pesawat jatuh’. Jadi jatuhnya itu ke tanah gitu, tanah pemakaman, tapi nggak ada makam rusak,” kata Yahya.
Dia mengatakan warga kemudian berupaya mengevakuasi korban. Menurutnya, warga memotong sabuk pengaman agar bisa mengevakuasi kopilot.
“Saya sama masyarakat aja itu ngangkat, dievakuasi itu (korban), digotong ke pinggir. Pilotnya itu meninggal di situ, ada sabuk pengaman kan. Nah satu lagi (kopilot), itu sabuk pengamannya diputusin pakai golok itu, iya sama warga,” ujarnya.
6. Dimakamkan di Probolinggo
Foto: Proses evakuasi pesawat latih milik FASI yang jatuh di Ciampea, Bogor. (ARIF FIRMANSYAH/ARIF FIRMANSYAH)
|
Mantan Kadispen AU Marsma TNI Fajar Adriyanto meninggal dunia dalam insiden kecelakaan pesawat latih milik FASI (Federasi Aerosport Seluruh Indonesia) di Ciampea, Bogor, Jawa Barat. Jenazah Marsma Fajar akan dimakamkan di Probolinggo, Jawa Timur hari ini.
Kadispen AU, Marsma TNI I Nyoman Suadnyana mengatakan jenazah akan diterbangkan melalui Lanud Halim Perdanakusuma pada Senin (4/8) pukul 06.30 WIB. Jenazah akan diterbangkan ke Malang, kemudian dilanjutkan perjalanan darat menuju Probolinggo untuk dimakamkan.
![]() |
“Untuk kegiatan besok pagi (hari ini), rencana jenazah almarhum Marsma Fajar akan digeser ke Malang lewat Lanud Halim Perdana Kusuma pada kukul 06.30 WIB menggunakan Pesawat Hercules. Perjalanan ke Malang menempuh waktu 1 jam 45 menit. Dari Malang akan melanjutkan perjalanan dengan jalan darat, dimakamkan di pemakaman keluarga di Probolinggo,” kata Marsma TNI I Nyoman Suadnyana di rumah duka di Komplek TNI AU, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (3/8).
Dia berharap prosesi pemakaman akan selesai sebelum dzuhur. Dia mengatakan terakhir berkomunikasi dengan Marsma Fajar melalui telepon untuk membahas inovasi Dispen AU.
“Saya terakhir berhubungan dengan beliau hari Jumat kemarin. Saya telepon-teleponan terkait bagaimana inovasi Dispen ke depan, memajukan Dispen AU 40 menit sendiri. Beliau banyak memberikan masukan,” ujarnya.
Halaman 2 dari 5
(wnv/wnv)