87 Ribu Wanita Jepang Berusia 100 Tahun, Ini Rahasia Panjang Umur (Foto: Freepik)

    JAKARTA Jepang kembali memecahkan rekor jumlah penduduk berusia 100 tahun atau lebih. Data terbaru Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang mencatat pada 2025 jumlah warga yang menapaki usia seabad telah mencapai 99.763 orang. Dari total itu, sekitar 87 ribu adalah perempuan, menunjukkan dominasi yang sangat besar dan menegaskan posisi Jepang sebagai negara dengan harapan hidup tertinggi di dunia.

    Peningkatan jumlah centenarian (sebutan bagi mereka yang berusia 100 tahun ke atas) telah terjadi selama 53 tahun berturut-turut. Laporan tahunan ini dirilis bertepatan dengan peringatan Hari Lansia Nasional, momen penghormatan kepada orang tua yang sudah menjadi tradisi di Negeri Sakura. Fenomena ini bukan hanya angka statistik semata, melainkan cerminan dari kualitas hidup yang luar biasa, budaya sehat, dan sistem kesehatan yang mampu menjaga warganya hingga melewati batas usia yang selama ini dianggap langka.

    Dominasi perempuan dalam kelompok usia ini sangat menonjol. Dari hampir 100 ribu orang yang kini hidup melewati satu abad, 87 ribu di antaranya adalah perempuan. Prefektur Okinawa, yang selama ini dikenal sebagai salah satu “zona biru” dunia, wilayah yang penduduknya berumur panjang, tetap menjadi daerah dengan konsentrasi centenarian tertinggi. Tokyo, Osaka, dan Kanagawa juga mencatat pertumbuhan signifikan.

    Keberhasilan mencapai angka panjang umur ini diyakini lahir dari perpaduan gaya hidup sehat dan pola makan tradisional yang diwariskan turun-temurun. Masyarakat Jepang gemar mengonsumsi makanan kaya sayur, ikan, rumput laut, kedelai, dan teh hijau dengan porsi kecil, rendah lemak jenuh, serta minim gula. Kebiasaan sederhana seperti berjalan kaki, bersepeda, dan aktivitas fisik ringan setiap hari menjaga tubuh tetap bugar, sementara kebiasaan menjaga ikatan sosial dengan keluarga dan komunitas membuat kesehatan mental tetap stabil hingga usia lanjut. Di sisi lain, dukungan sistem kesehatan nasional yang menyediakan layanan medis berkualitas, pemeriksaan rutin, dan asuransi universal memberi jaminan bahwa lansia mendapatkan perawatan cepat dan tepat.

    Namun, di balik kebanggaan atas pencapaian ini, Jepang menghadapi tantangan besar. Pertumbuhan penduduk yang melambat akibat angka kelahiran yang sangat rendah menyebabkan proporsi lansia kian mendominasi. Hampir 30 persen penduduk Jepang kini berusia 65 tahun ke atas, memicu tekanan besar pada sistem pensiun, fasilitas kesehatan, dan tenaga kerja produktif. Pemerintah terus mencari solusi dengan mendorong reformasi, termasuk memperpanjang usia pensiun, membuka lapangan kerja yang lebih ramah bagi perempuan dan imigran, serta memperkuat layanan perawatan bagi lansia.

    Meski demikian, fenomena 87 ribu perempuan Jepang yang berhasil mencapai usia 100 tahun menjadi inspirasi dunia. Jepang membuktikan bahwa umur panjang bukan hanya faktor genetika, tetapi hasil perpaduan pola hidup sehat, solidaritas sosial, dan kebijakan kesehatan yang berpihak pada kesejahteraan rakyat. Dengan rata-rata harapan hidup perempuan mencapai 87 tahun dan laki-laki 81 tahun, Negeri Matahari Terbit ini menegaskan diri sebagai contoh nyata bagaimana tradisi, pola makan, dan dukungan kesehatan yang tepat mampu menciptakan masyarakat yang tidak hanya hidup lebih lama, tetapi juga tetap aktif dan sejahtera hingga usia seabad.

    (Kurniasih Miftakhul Jannah)



    Source link

    Share.