Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menargetkan realisasi tahap awal program pembiayaan rumah berbunga rendah itu dapat mencapai Rp28 triliun pada kuartal I 2026.
“Rp130 triliun yang perumahan jadi ini nantinya akan menjadi on top. Tetapi tahap awal yang kami harapkan bisa selesai pada kuartal I adalah sekitar Rp28 triliun,” ujar Airlangga di saat ditemui di kantornya, Jakarta, pada Senin, 17 November 2025.
Untuk mencapai target tersebut, ia meminta bank-bank penyalur, terutama bank milik negara, mempersiapkan strategi agar penyaluran KPP bisa berjalan tanpa hambatan. Ia juga meminta dukungan Danantara dan KP BUMN untuk memastikan kesiapan sistem perbankan.
“Karena ini program baru, tentu perlu ada rapat lanjutan,” kata Airlangga.
Sejak diluncurkan pada 21 Oktober 2025, penyaluran KPP sudah mencapai Rp492,13 miliar per 15 November 2025. Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, menyebut penyaluran tersebut berasal dari sembilan bank pemerintah dan swasta.
Menteri yang akrab disapa Ara itu mengatakan bank swasta mendominasi penyaluran KPP sejauh ini. Bank Nobu tercatat berada di posisi teratas dengan penyaluran Rp280 miliar. Disusul BNI Rp91,9 miliar, BTN Rp73 miliar, Bank Artha Graha Rp5 miliar, dan BPD DIY Rp3 miliar.
“Capaian ini menunjukkan program perumahan pemerintahan Pak Prabowo mendapat respons positif,” ujarnya pada kesempatan yang sama.

