Jakarta –
Tak ada yang lebih pedih bagi seorang ibu, saat vonis kanker nasofaring membuatnya harus menggugurkan kehamilan. Itulah yang dialami Maisyarah (26), wanita asal Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
Maisyarah mengatakan awalnya terdapat benjolan yang kemudian diikuti sakit tenggorokan. Saat dibawa ke puskesmas, mereka harus rujukan ke Rumah Sakit Tanjung Pinang. Tak ada dokter yang menangani, mereka pun mencoba ke Batam. Tetapi, tetap saja tak membuahkan hasil. Akhirnya, Maisyarah sendirian ke Jakarta sebelum akhirnya disusul oleh suaminya ke Jakarta. Saat itulah, baru diketahui bahwa Maisyarah menderita Kanker Nasofaring Stadium 2.
Cobaan seakan tidak berhenti datang, Maisyarah mendapat kabar bahwa ternyata dirinya sedang hamil 4 bulan. Namun, ia terpaksa harus menggugurkan kandungannya karena harus menjalani kemoterapi demi mengobati penyakitnya.
“Sebenarnya gak mau gugurin, cuman ya harus ikhlas. Kalau gak, siapa yang mau rawat juga,” pungkas Maisyarah kepada tim berbuatbaik.id kala itu di Rumah Singgah bilangan Jakarta Pusat.
Bukan hanya Maisyarah, hati suami dan anaknya juga ikut remuk. Bahkan sang anak pernah tak mau berbicara lagi saat Maisyarah memutuskan meninggalkan sang anak untuk tindakan medis di Jakarta.
“Ya, pusing karena belum pernah kejadian sebelumnya, jadi kaget aja. Ga kepikiran gimana, jadi ya jalanin aja. Waktu sakit (anak) gak mau ngomong, mungkin karena sedih,” cerita sang suami, Rafli.
Maisyarah harus rela mengugurkan kandungannya yang berusia 4 bulan karena divonis menderita kanker nasofaring. Yuk, bantu Maisyarah lewat berbuatbaik.id! (Foto: berbuatbaik.id)
|
Setelah menjalani serangkaian kemoterapi di RSCM Jakarta, dokter memutuskan memasang selang di hidung Maisyarah untuk makan dan minum. Selain itu, ia juga harus menggunakan trakeostomi di lehernya untuk membantunya bernapas.
Maisyarah pun kembali ke Tanjung Pinang dan mengurus kembali anak satu-satunya yang kini duduk di bangku SD. Meskipun pada saat itu kondisi Maisyarah sudah tidak bisa berbicara.
Kebahagiaan ini tak berselang lama karena tiba-tiba ditemukan kembali benjolan di getah beningnya. Maisyarah pun kembali lagi ke Jakarta untuk kontrol ke dokter. Saat itu juga Maisyarah mulai direhabilitasi dan menjalani terapi wicara setelah selama 2 tahun tak bisa berbicara.
Selama pengobatan dan rehabilitasi Maisyarah tinggal di Rumah Singgah yang disediakan oleh Dinas Kesehatan Tanjung Pinang di Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Selama tinggal di rumah singgah, mereka mendapat bantuan biaya dari Pemkab untuk perawatan Maisyarah maupun kebutuhan sehari-hari. Maisyarah pun tidak sendiri karena kini suaminya telah menemaninya di Jakarta. Suami Maisyarah adalah pekerja serabutan dengan penghasilan tak tentu.
Meskipun begitu, mereka masih kesulitan karena harus membeli alat kesehatan yang tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan, seperti selang yang perlu rutin diganti setiap sebulan sekali dan juga alat pernapasan trakeostomi. Lalu, mereka juga membutuhkan biaya untuk sumber gizi Maisyarah, seperti susu khusus.
Ibu satu anak ini pun harus kembali berjuang dan bertahan hidup demi kembali mengurus anak satu-satunya. Ia juga memiliki harapan besar untuk cepat sembuh, pulang ke Tanjung Pinang dan kembali bekerja.
Sahabat baik, yuk bantu Maisyarah supaya pulih kembali serta bisa pulang ke pelukan anak tercinta. Kamu bisa membantu Maisyarah dengan Donasi melalui berbuatbaik.id. Semua donasi yang diberikan akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang kamu ikuti, berikut update terkininya.
Jika kamu berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.
Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang juga.
(kny/imk)