Relawan Ganjar Pranowo (GP) Center mendatangi Bareskrim Polri untuk melaporkan Anies Baswedan terkait pidato politiknya yang membandingkan pembangunan jalan di masa pemerintahan saat ini dengan era Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di acara Milad PKS ke-21. Namun laporan tersebut ditolak oleh penyidik.
Pembuat aduan, Harris Muttaqin, mengatakan pihaknya sudah berdiskusi dengan penyidik Bareskrim Polri terkait hal itu. Namun, menurut dia, pihaknya masih harus melengkapi bukti terkait aduannya.
“Kita sudah melakukan diskusi panjang dan kita mendapatkan beberapa progres. Kebanyakan itu permasalahan data yang disebutkan oleh bapak Anies ketika pidato di Milad PKS,” katanya kepada wartawan di Bareskrim Polri, Selasa (23/5/2023).
“Kami pasti akan menambah lagi data-data yang kurang, sebelumnya data sudah kami bawa dan kami sudah berdiskusi dengan Bareskrim dan data itu masih belum cukup,” lanjutnya.
Haris mengaku mulanya melihat pidato Anies di acara Milad PKS melalu YouTube. Selepas mendengar itu, Haris langsung mengakses data yang konteks pidato Anies melalui portal Badan Pusat Statistik (BPS).
“Intinya adalah saya disini melaporkan pak Anies adalah sebagai tokoh publik seyogianya itu menyampaikan data yang valid. Yang saya cukup sayangkan adalah penyebutan data yang tidak valid, itu aja, tidak ada hal lain,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Sekjen GP Center, Bima Muttaqa mengatakan pihaknya hanya memberikan bantuan hukum kepada Haris. Dia mengatakan tak ada niat untuk menyerang Anies sebagai capres.
“Maksud tujuan kita disini bukan untuk menyerang Anies atau menjegal Anies untuk menjadi presiden. Tapi kami disini, mendampingi kawan kita bertujuan untuk menegakkan hukum,” kata Bima.
Dia menuturkan ketidakvalidan data yang diucapkan Anies menyebabkan kisruh di media sosial. Menurutnya, hal itu merupakan pembodohan yang merugikan masyarakat dan pemerintah.
“(Yang dirugikan) masyarakat dan pemerintah. Kita dirugikan, masyarakat dirugikan,” kata dia.
“Artinya gini, masyarakat kalo menurut saya ini menjadi pembohongan dan pembodohan juga karena data yang ditampilkan dan diucapkan itu tidak benar,” sambungnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.