Langkah mitigasi risiko banjir yang dilakukan di antaranya melalui optimalisasi infrastruktur pengendali banjir seperti penyiagaan pompa dan pemeliharaan badan air agar dapat berfungsi optimal.
Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum mengatakan, penyiagaan sarana dan prasarana pengendali banjir juga terus dilakukan, seperti penyiagaan pompa, baik pompa stasioner, pompa mobile serta pintu air agar dapat bekerja maksimal saat kondisi sebelum maupun saat penanganan banjir.
Ia menyampaikan, berdasarkan data hingga 15 November 2025, tercatat ada 560 unit pompa stasioner yang tersebar di 191 lokasi. Kemudian terdapat 627 unit pompa mobile yang tersebar di lima wilayah administrasi Jakarta.
“Pompa mobile digunakan untuk menjangkau lokasi banjir atau genangan yang tidak bisa dijangkau pompa stasioner,” ujarnya, Kamis, 20 November 2025.
Selain itu, untuk mengoptimalkan fungsi drainase, Dinas SDA telah melakukan pengerukan di infrastruktur pengendali banjir seperti kali atau sungai serta waduk, situ maupun embung.
Berdasarkan data hingga 15 November 2025, volume pengerukan di sungai atau kali dan waduk, situ maupun embung yang dilakukan di lima kota administrasi Jakarta telah mencapai 756.000 meter kubik.
Ika menambahkan, Dinas SDA DKI Jakarta memiliki alat berat guna mendukung kegiatan pengerukan ini dengan rincian 258 unit ekskavator dan 449 unit dump truck.
“Secara bertahap, Dinas SDA juga telah menerapkan Nature-Based Solutions (NBS) dalam pembangunan waduk, situ maupuan embung di Jakarta,” tandasnya.

