Jakarta –
Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto mendatangi Gang Mayong, Jatinegara, Jakarta Timur, malam ini. Karyoto datang usai ada personel kepolisian yang terkena lemparan petasan saat melerai tawuran antarwarga.
Karyoto tampak berdialog dengan warga terkait masalah yang terjadi. Karyoto menyebut tawuran tak boleh dibiarkan.
“Pada malam hari ini saya sengaja ingin melihat langsung tentang yang katanya ada tawuran. Saya menganggap tawuran ini semacam embrio. Kalau kita biarkan bisa menjadi besar dan menular ke mana-mana,” kata Karyoto di Jatinegara, Selasa (30/5/2023).
Dia mengatakan Polda Metro Jaya akan bekerja sama dengan TNI untuk membina warga yang terlibat tawuran. Dia mengatakan pembinaan perlu dilakukan untuk menyatukan warga yang terlibat tawuran.
“Nanti kami akan kerjasama dengan Kodam dan yang lain dalam rangka pembinaan. Menyatukan mereka memberikan beberapa wawasan tentang kebangsaan kehidupan bermasyarakat yang harus mereka pahami,” ujarnya.
Karyoto mengajak orang tua untuk aktif mencegah anak-anak terlibat tawuran. Polisi, kata Karyoto, akan mengambil tindakan terhadap orang-orang yang terlibat tawuran.
“Saya paling sedih melihat tiba-tiba anak muda kena celurit mati. Saya selalu bilang cari pelakunya. Kalau di umurnya di atas 18 tahun maksimalkan hukumannya,” ujarnya.
Karyoto tampak didampingi Wakapolda Brigjen Suyudi Ario Seto, Dirkrimum Kombes Hengki Haryadi, Dirkrimsus Kombes Auliansyah Lubis serta Dirnarkoba Kombes Hengki. Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Leonardus Harapantija Simarmata hingga Wali Kota Jakarta Timur M Anwar juga turut hadir.
Polisi Dilempari Petasan Saat Lerai Tawuran
Kapolres Metro Jaktim Kombes Leonardus telah menjelaskan fakta terkait video viral polisi dilempari petasan. Dia mengatakan polisi itu berada di lokasi tawuran antara warga RW 07 dan RW 08 di Gang Mayong, Jatinegara. Menurutnya, polisi datang ke lokasi untuk melerai kedua pihak yang berselisih.
“Itu mereka sudah tahunan tawuran antar-mereka. Polisi di sana itu dalam rangka memberikan pengamanan, jadi menyekat kedua kelompok itu. Jadi bukan polisinya yang berantem sama warga,” kata Leonardus saat dihubungi, Rabu (24/5).
“Sementara yang RW 07 nyerang ke RW 08 itu, dan RW 08 nyerang RW 07 itu mereka pakai petasan segala macam. Polisinya di tengah. Dia kejepit, kita nyekat di tengah-tengah. Narasi dibuat seolah-olah polisi yang diserang,” sambungnya.
(wnv/haf)