Menurut penyelenggara, kebakaran bermula di area dekat Paviliun China, salah satu lokasi acara sampingan dalam konferensi tersebut. Api kemudian cepat menjalar ke paviliun-paviliun lain di sekitarnya, termasuk beberapa paviliun Afrika dan area yang diperuntukkan bagi pemuda.
“Kebakaran diduga dipicu oleh kerusakan generator atau korsleting listrik di sebuah bilik telepon,” kata Gubernur Para, Helder Barbalho, dikutip dari Associated Press, Jumat 21 November 2025.
Dikatakan bahwa struktur paviliun terbuat dari kanvas dan material ringan yang membuat api mudah menyebar.
Sejumlah bagian lokasi KTT memang masih dalam tahap pembangunan ketika konferensi dibuka. Koridor belum sepenuhnya selesai, beberapa paviliun masih ditutupi plastik, dan aktivitas konstruksi bahkan sempat terdengar saat pemimpin dunia menyampaikan pidato.
Gabi Andrade, relawan dari kota Belem, mengaku melihat asap hitam saat sedang mengunjungi Paviliun Singapura. Seorang petugas keamanan segera mengarahkannya keluar sambil berteriak “kebakaran”. Ia menyebut insiden ini memukul perasaan banyak warga lokal yang telah bekerja keras menyukseskan COP30.
Belum ada kepastian kapan pembicaraan konferensi akan dilanjutkan. Namun pemerintah Brasil memastikan situasi telah aman dan investigasi penyebab kebakaran sedang berjalan.

