Strategi tersebut
diurai langsung Wakil Kepala BP Taskin, Iwan Sumule saat memberi
sambutan di acara Dies Natalis ke-42 dan Seminar Nasional Prodi Kajian
Ketahanan Nasional, Universitas Indonesia di Salemba, Jakarta Pusat,
Jumat, 21 November 2025.
Dijelaskan Iwan Sumule bahwa ada empat
pilar utama dalam strategi itu. Pertama adalah akses pelayanan
kesehatan, pendidikan, dan perumahan.
Kedua, penciptaan
pendapatan yang ditandai dengan peningkatan kapasitas ekonomi melalui
pelatihan, akses kerja, dan pengembangan usaha.
“Pilar ketiga,
pembinaan dan pemberdayaan. Yaitu membangun kepercayaan diri,
pengetahuan, dan keterampilan. Dan pilar yang keempat, peningkatan
akumulasi tabungan dan investasi,” tegas Ketua Majelis Jaringan Aktivis
Pro Demokrasi (Prodem) itu.
Pendekatan struktural bukan tumpuan
satu-satunya dalam strategi ini. Ada kearifan lokal yang harus
dimaksimalkan karena telah terbukti efektif dalam menghadapi krisis.
Seperti,
urai Iwan, sistem subak di Bali yang telah menjadi bukti bahwa
masyarakat Indonesia memiliki solusi lokal dan dapat berperan dalam
penanggulangan kemiskinan berbasis ketahanan pangan.
Lebih
lanjut, Iwan juga meminta semua pihak untuk terus berkolaborasi dalam
percepatan pengentasan kemiskinan. Dengan kolaborasi, sambungnya, setiap
program dapat dijalankan sesuai dengan tujuan nasional.
“Sering
kali kita lupa bahwa bangsa ini punya harta pengetahuan asli. Tugas kami
adalah memastikan nilai-nilai itu menjadi bagian dari strategi nasional
pengentasan kemiskinan,” demikian Iwan Sumule.

