Jakarta –
Kawat berduri yang berkarat ini bertahan menembus era demi era pemimpin Jakarta, mulai dari Gubernur Joko Widodo (Jokowi), Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Djarot Saiful Hidayat, hingga Anies Baswedan. Kawat itu telah merintangi langkah kaki warga menginjak trotoar depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS). Akhirnya, kawat berduri itu enyah juga dari jalur pejalan kaki.
“Kalau usia kawat berduri ini saya tidak hafal. Yang jelas, kawat berduri itu usianya sudah cukup lama,” kata Plt Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Heru Suwondo, kepada detikcom, Sabtu (10/6/2023).
Kawat berduri yang selama ini bertahan sedekade menutup trotoar depan Kedubes AS, akhirnya enyah juga dari jalur pedestrian. 10 Juni 2023. (Brigitta Belia Permata Sari/detikcom)
|
Pada Jumat (9/6) malam, kawat berduri dan barier beton sekalian besi portal disingkirkan dari trotoar depan Kedubes AS, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Mulai hari ini, Sabtu (10/6/2013), pejalan kaki dapat melintas menginjak trotoar ini, sama seperti mereka melintas di trotoar depan Istana Wakil Presiden RI dan Balai Kota Jakarta yang menjadi tetangga Kedubes AS.
detikcom melihat kawat berduri ini sudah dipinggirkan ke pinggir trotoar. Kawat itu melilit portal. Keberadaannya tak lagi mengganggu pejalan kaki. Masih ada pula kerucut oranye (traffic cone) di pinggir trotoar ini.
Kawat berduri yang selama ini bertahan sedekade menutup trotoar depan Kedubes AS, akhirnya enyah juga dari jalur pedestrian. 10 Juni 2023. (Brigitta Belia Permata Sari/detikcom)
|
Hikayat kawat berduri yang menutup trotoar depan Kedubes AS ini memang sudah lama, seperti yang dikatakan Heru Suwondo. Secara historis, catatan berita detikcom menunjukkan kondisi ini sudah terjadi sejak 1 Agustus 2005. Disebutkan di berita detikcom tanggal itu, trotoar dipenuhi beton sehingga para pejalan kaki harus turun ke aspal jalan. Sekadar catatan, tahun 2005 adalah era Gubernur Sutiyoso. Kala itu dan era setelahnya, Kedubes AS memang sering menjadi lokasi demonstrasi. Pengamanan juga sempat diperketat saat terjadi pemboman di Kuningan Jaksel pada setahun sebelumnya.
Berdasarkan citra Google Street View, Maret 2013, kondisinya sudah lumayan mirip dengan yang ada sekarang. Saat itu adalah era Gubernur Jokowi dan Wakil Gubernur Ahok. Terlihat, ada barier beton dengan kawat berduri yang dipasang menghalangi trotoar depan Kedubes AS. Penutupan trotoar ini ada di titik perbatasan depan Istana Wakil Presiden RI dengan Kedubes AS. Sudah ada kawat berduri menjalar portal besi di era 2013 ini alias satu dekade silam.
Pembebasan trotoar depan Kedubes AS di era Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono. (Ilustrator: Fakhy/detikcom)
|
Berdasarkan catatan berita detikcom 9 Desember 2013, Ahok (kala itu Wagub DKI), menilai Kedubes AS berhak atas keamanannya. Ini diutarakannya ketika dimintai pendapat soal hak pejalan kaki yang sering dirampas Pedagang Kaki Lima (PKL) namun untuk kasus spesifik ini ditutup demi kepentingan Kedubes AS.
“Makanya itu kan yang saya bilang kejadiannya setelah kasus teroris itu hampir semua kedubes itu punya hak khusus untuk penanganan,” ujar Ahok di Balai Kota DKI, 9 Desember 2013 lampau.
Kondisi trotoar depan Kedubes AS, Maret 2013. (Sumber: Google Street View)
|
Penutupan trotoar depan Kedubes AS terus bertahan di era Gubernur DKI Jakarta selanjutnya, termasuk Ahok, Djarot, dan Anies. Kondisi tak banyak berubah. Tibalah era Penjabat (Pj) Gubernur Heru Budi Hartono. Kawat berduri yang sudah berkarat itu, berikut portal lapuk, serta barier beton, akhirnya enyah juga. Pejalan kaki dapat melintas di atas jalur yang seharusnya memang sudah menjadi hak pejalan kaki.
Simak Video “Melihat Trotoar di Depan Kedubes AS yang Kembali Dibuka“
[Gambas:Video 20detik]
(dnu/dnu)