MoU ini memformalkan kerja sama yang telah berjalan, sekaligus mendukung visi Kemenag untuk menjadi institusi yang “Maju, Bermutu, Mendunia.”
Sekretaris Jenderal Kemenag, Kamaruddin Amin, menyoroti pentingnya kemitraan ini:
“MoU yang kita tanda tangani hari ini bukan sekadar perjanjian formal. Dokumen ini mencerminkan keyakinan kolektif bahwa peningkatan kualitas guru, peningkatan peluang global, dan penguatan lembaga pendidikan merupakan hal yang esensial untuk mewujudkan visi Kementerian, yaitu Maju, Bermutu, Mendunia,” terang Kamaruddin Amin dikutip redaksi di Jakarta, Sabtu 22 November 2025.
Sebagai langkah nyata, 720 guru Bahasa Inggris dari Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah akan segera mengikuti program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (CPD). Kemenag juga mengapresiasi dukungan British Council dalam mempromosikan Chevening Scholarship, membuka jalan bagi pelajar Indonesia.
Direktur British Council Indonesia dan Asia Tenggara, Summer Xia, menekankan peran sentral guru:
“Guru yang hebat lebih dari sekadar mengajar, mereka membuka pintu menuju dunia. Dan bahasa sering kali menjadi kunci yang membuka pintu tersebut. Melalui kemitraan dengan Kementerian Agama, kami bertujuan membekali para guru madrasah dengan keterampilan dan kepercayaan diri untuk menginspirasi siswa mereka agar berani bermimpi tanpa batas,” jelas Summer Xia
Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Dominic Jermey, menyambut baik penandatanganan ini, melihatnya sebagai penguatan hubungan lintas budaya dan agama.
“Kemitraan ini merupakan langkah penting dalam memperkuat hubungan pendidikan, kolaborasi antaragama dan mendorong pemahaman bersama antara kedua negara kita. Pendidikan adalah salah satu pilar utama di dalam Kemitraan Strategis Inggris-Indonesia yang akan ditandatangani oleh Presiden Prabowo dan Perdana Menteri Sir Keir Starmer awal tahun depan,” jelasnya.
Kolaborasi ini sejalan dengan komitmen Inggris untuk mendukung pengembangan SDM yang inklusif dan berkualitas tinggi, membuka pintu bagi generasi mendatang Indonesia.

