P20 sukses kembali menginspirasi ribuan generasi muda global untuk menyuarakan visi mereka akan dunia yang damai dan harmonis.
“Tahun ini, lewat acara-acara perdamaian yang diselenggarakan, ribuan generasi muda menyuarakan visi mereka akan perdamaian dunia,” ujar Natasha Dematra, salah satu pendiri Peace20, dalam keterangan yang diterima redaksi di Jakarta, Sabtu 22 November 2025.
Inisiatif P20 mendapat dukungan kuat dari pemerintah setempat. Natasha mengatakan dalam audiensi kusus dengan Duta Besar Afrika Selatan H.E. Mpetjane Kgaogelo Lekgoro, pada 14 November 2025 lalu, perdamaian di dunia dan perang menjadi salah satu topik utama yang dibahas dan bagaimana Peace20 dapat berdampak bagi banyak orang
Penasihat politik Kedutaan Besar Afrika Selatan, Boiki Mutluung mengatakan, “Inisiatif Perdamaian Peace20 ini diselenggarakan berdasarkan prioritas kebijakan luar negeri di Afrika Selatan dan luar negeri. Kami yakin bahwa Peace20 sejalan dengan kebijakan kami, sejalan dengan apa yang ingin kami lihat terjadi secara global. Dan kami mendukung penuh inisiatif ini, G20 dan Peace20.”
Dalam setiap acara Peace20, para pemuda global menandatangani Peace Pledge (Ikrar Perdamaian). Pesan yang mereka sampaikan sangat jelas, mereka tidak menginginkan perang, konflik, intoleransi, dan ketegangan. Mereka menuntut Perdamaian dalam Tindakan, keadilan, dan pembangunan berkelanjutan.
“Saya harap dengan berlanjutnya Peace20 di Afrika Selatan, misi perdamaian dunia dapat terus berlanjut. Perdamaian perlu kita rayakan karena merupakan kunci utama untuk hidup bersama secara harmoni di dunia ini,” kata Natasha.
P20 sendiri didirikan oleh aktivis perdamaian Damien Dematra bersama Cheryl Halpern. Meskipun tahun ini P20 berduka karena Damien Dematra telah berpulang, semangat misinya terus berlanjut di hati para generasi muda.
Setelah diluncurkan di Indonesia (2022) dengan partisipasi 25.555 orang, P20 berlanjut ke India (2023) dengan dukungan PBB, dan Brazil (2024), sebelum kini mengibarkan benderanya di Afrika Selatan.

