Close Menu
IDCORNER.CO.ID

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    Max Allegri Sambut Laga Derby, Tegaskan Inter Milan Tetap Favorit

    November 23, 2025

    Rais Aam Pecat Penasihat PBNU Holland Taylor

    November 23, 2025

    Ukraina Lancarkan Serangan Drone Sasar Pembangkit Listrik Dekat Moskow, Picu Kebakaran Besar : Okezone News

    November 23, 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram
    IDCORNER.CO.IDIDCORNER.CO.ID
    • Homepage
    • Berita Nasional
    • Berita Teknologi
    • Berita Hoaks
    • Berita Dunia
    • Berita Olahraga
    • Program Presiden
    • Berita Pramuka
    IDCORNER.CO.ID
    Home»Berita Nasional»Ragunan Harus Naik Kelas

    Ragunan Harus Naik Kelas

    PewartaIDBy PewartaIDNovember 23, 2025No Comments3 Mins Read
    Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Reddit Telegram Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email




    Ragunan bukan sekadar ikon wisata keluarga di Jakarta. Ragunan adalah lembaga konservasi yang memegang mandat moral, ekologis, dan ilmiah. Karena itu, kondisi satwa di dalamnya bukan hanya urusan internal, tetapi menyangkut standar peradaban kota ini dalam memperlakukan makhluk hidup.


    Laporan tersebut menegaskan satu hal yang selama ini sering ditutup-tutupi oleh retorika pembangunan: banyak kandang di Ragunan sudah tidak layak bagi kesejahteraan satwa masa kini. 

    Beberapa hewan — mulai dari trenggiling, landak, beruang madu, hingga harimau sumatera — terjebak dalam ruang yang terlalu sempit dan miskin stimulasi. Enrichment yang seharusnya menjadi unsur vital untuk mencegah kebosanan, mengurangi stres, dan menstimulasi naluri alami, tampak absen atau sangat minim.



    Dalam dunia konservasi modern, ini bukan persoalan sepele. Kandang sempit tanpa stimulasi sama saja dengan menyabotase kesejahteraan mental satwa. Perilaku circling yang teramati pada beberapa satwa merupakan salah satu gejala paling gamblang dari zoo stress, sebuah bentuk penderitaan akibat frustrasi jangka panjang. Satwa bergerak repetitif bukan karena “kebiasaan”, tetapi karena kondisi psikologis yang tertekan dan tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya.

    Dan fakta bahwa penyebab utamanya bukan SDM, tetapi infrastruktur yang usang, menunjukkan akar persoalan ada pada kebijakan dan prioritas anggaran. Ragunan yang sudah berdiri lebih dari satu abad memerlukan restrukturisasi fisik besar-besaran, bukan tambal sulam kecil-kecilan yang dilakukan selama ini. 

    Kandang-kandang era 1970–1980 tidak lagi kompatibel dengan prinsip konservasi abad ke-21. Kebun binatang dunia kini berpindah dari sekadar “memajang satwa” ke paradigma habitat-based zoo, di mana ruang jelajah diperluas, lingkungan dirancang menyerupai habitat asli, dan satwa dilibatkan dalam aktivitas harian yang menstimulasi naluri alaminya.

    Pertanyaannya: mengapa transformasi seperti itu tak kunjung terjadi di Ragunan?

    Jawabannya menyentuh persoalan yang lebih struktural. Investasi pada infrastruktur konservasi selama bertahun-tahun tidak menjadi prioritas pemerintah daerah. 

    Ragunan masih diperlakukan sebagai fasilitas wisata murah meriah, bukan pusat konservasi dengan standar ilmiah. Ketika tarif masuk dipatok sangat rendah, konsekuensi logisnya adalah minimnya kemampuan investasi jangka panjang. Cheap ticket, cheap development. Harga yang dibayar? Satwa yang hidup dalam tekanan dan habitat yang tidak berkembang.

    Sudah saatnya kita bicara jujur: Jakarta membutuhkan kebun binatang baru dengan standar baru, atau pembaruan total Ragunan hingga fondasi paling dalam. Bukan sekadar renovasi pagar dan pengecatan, tetapi re-desain habitat, perluasan ruang jelajah, pembangunan fasilitas enrichment center, hingga peningkatan anggaran pakan berkualitas dan kesehatan satwa.

    Modernisasi Ragunan bukan proyek estetika — ini adalah mandat etis. Sebuah kota megapolitan yang mengklaim diri modern tidak bisa membiarkan satwa endemik seperti harimau sumatera dan beruang madu hidup dalam tekanan psikologis karena fasilitas konservasinya tertinggal puluhan tahun.

    Temuan Animal Defenders Indonesia harus menjadi momentum koreksi total. Jika kebun binatang modern di Eropa dan Asia bisa menjadi pusat riset, rehabilitasi, dan edukasi, Jakarta seharusnya mampu melakukan hal yang sama. Kesejahteraan satwa adalah ukuran moralitas publik. Dan hari ini, melalui kondisi Ragunan, ukuran itu tampak menurun.

    Saatnya DKI Jakarta memilih: melanjutkan pola lama yang membiarkan satwa hidup dalam “museum hidup”, atau melakukan lompatan modernisasi yang menjadikan Ragunan benar-benar layak disebut lembaga konservasi. Kota ini tidak kekurangan sumber daya — yang kurang adalah keberanian untuk memprioritaskan mereka yang tidak bisa bersuara.

    Mereka yang ada di balik jeruji kandang itu menunggu keputusan kita.

    Agung Nugroho 
    Direktur Jakarta Institute 





    Source link

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    PewartaID

    Related Posts

    Rais Aam Pecat Penasihat PBNU Holland Taylor

    November 23, 2025

    Rais Aam PBNU Copot Penasihat Khusus Gus Yahya

    November 23, 2025

    TNI AL Tangkap 6 Pekerja Migran Ilegal di Tanjung Balai Karimun

    November 23, 2025

    Leave A Reply Cancel Reply

    Demo
    Don't Miss

    Max Allegri Sambut Laga Derby, Tegaskan Inter Milan Tetap Favorit

    Berita Olahraga November 23, 2025

    Ligaolahraga.com -Berita Liga Italia: Pelatih AC Milan, Max Allegri berbicara kepada media dalam konferensi pers…

    Rais Aam Pecat Penasihat PBNU Holland Taylor

    November 23, 2025

    Ukraina Lancarkan Serangan Drone Sasar Pembangkit Listrik Dekat Moskow, Picu Kebakaran Besar : Okezone News

    November 23, 2025

    Rais Aam PBNU Copot Penasihat Khusus Gus Yahya

    November 23, 2025
    Stay In Touch
    • Facebook
    • Twitter
    • Pinterest
    • Instagram
    • YouTube
    • Vimeo
    Our Picks

    Max Allegri Sambut Laga Derby, Tegaskan Inter Milan Tetap Favorit

    November 23, 2025

    Rais Aam Pecat Penasihat PBNU Holland Taylor

    November 23, 2025

    Ukraina Lancarkan Serangan Drone Sasar Pembangkit Listrik Dekat Moskow, Picu Kebakaran Besar : Okezone News

    November 23, 2025

    Rais Aam PBNU Copot Penasihat Khusus Gus Yahya

    November 23, 2025

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from SmartMag about art & design.

    Demo
    © 2025 ID Corner News

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.