Kabar itu diungkap oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di sela rangkaian KTT G20 yang digelar di Johannesburg, Afrika Selatan, Sabtu waktu setempat, 21 November 2025.
Dikatakan bahwa dua negara Afrika yakni Angola dan Ethiopia menyampaikan menyatakan minat untuk memperkuat kolaborasi khususnya di sektor pertanian.
Delegasi kedua negara bahkan berencana melakukan kunjungan resmi ke Indonesia pada tahun 2026 guna membahas peluang kemitraan secara lebih konkret.
“Anggola maupun Ethiopia menyatakan keinginan untuk berkunjung ke Indonesia dan tadi disampaikan mungkin pada kesempatan pertama di tahun depan mereka ingin berkunjung ke Indonesia. Dan tadi karena sudah ada minat mereka untuk sektor tertentu termasuk pertanian,” ujarnya.
Airlangga menambahkan, pemerintah Indonesia akan menyiapkan langkah teknis melalui kementerian terkait untuk membuka peluang kerja sama baru, khususnya di sektor pertanian, sehingga dapat memperluas potensi investasi Indonesia dengan negara-negara Afrika.
“Nanti Menteri terkait kami akan sampaikan kepada Bapak Presiden untuk bisa berkunjung lebih dulu, agar bisa memperdalam keinginan kerjasama berbagai negara, salah satunya kalau di Ethiopia beberapa investor Indonesia sudah masuk di sana 5-6 perusahaan,” ungkap Airlangga.
Selain Angola dan Ethiopia, Finlandia juga menunjukkan minat untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya dalam industri pusat data (data center) yang menyediakan fasilitas fisik bagi server, sistem komputer, dan infrastruktur digital lainnya.
“Negara lain yang seperti kita tahu Negara dengan teknologi tinggi mereka berminat untuk masuk di dalam data center dan juga untuk yang terkait dengan telekomunikasi,” kata Airlangga.
Pada kesempatan yang sama, Airlangga juga menyebut adanya perkembangan kerja sama di sektor industri pertahanan. Ia menyinggung penandatanganan nota kesepahaman (MoU) terkait rencana pembangunan fasilitas bahan peledak.
“Kemarin ada MOU sudah dilaksanakan antara PT Dahana dan Rheinmetall, tentang kerjasama dan pendirian fasilitas untuk bahan peledak,” pungkasnya.
Di sektor energi, Airlangga mengungkap adanya rencana investasi hulu migas senilai sekitar 2,6 miliar dolar AS. Investasi tersebut, kata dia, masih berada pada tahap lanjutan antara Pertamina dan mitra internasionalnya.
“Teknisnya nanti akan diteliti kemudian juga ada di hulu migas dengan perkiraan investasi sekitar 2,6 miliar dolar AS,” tutupnya.

