“SMBC Indonesia tidak hanya mengikuti perubahan tapi kami berkomitmen menjadi salah satu penggeraknya,” ujar Wakil Direktur SMBC Indonesia, Michellina Laksmi Triwardhany di Jakarta pada Senin, 24 November 2025.
Di saat yang sama, Head of Digital Banking SMBC Indonesia, Irwan Tisnabudi, menjelaskan penerapan AI dalam perseroan memiliki tiga langkah. Pertama, AI diterapkan saat registrasi (biometrik & intelligent platform), dilanjut transaksi (real-time information, transaction monitoring), dan terakhir pada pelayanan dan komunikasi.
“Pada saat sebelum nasabah registrasi dengan Jenius, sebenarnya kita sudah menggunakan AI atau algoritma untuk bisa memberikan dan memilih segmen yang tepat sesuai dengan risk appetite dan segmen yang sesuai untuk bisa lebih men-trigger dia untuk meregister Jenius,” jelas Irwan.
Lanjut dia, untuk meraih ketiga langkah dirinya tidak ingin ada kesalahan besar dalam sistem di internal. Maka dari itu perlu testing dalam memasukkan AI ke sistem.
“Jadi nggak bisa kita langsung memblast penggunaan AI untuk sesuatu yang besar. Kita harus testing dari yang kecil, bahwa kalau kita testing transaction corporate, sistem kita selama setahun terakhir kita bisa antisipasi lebih dari 80 persen potential fraud yang bisa kita jaga,” beber Irwan.
Dari sistem yang aman, ia pun menyoroti faktor selanjutnya yakni kenyamanan dan spirit dari pada nasabah.
“Apa yang kita lakukan di sini, kita juga menggunakan real-time decision engine atau algoritma pada saat nasabah apply lending,” jelasnya lagi.
Bila sudah percaya dengan keamanan dan sistem, baru nasabah bisa nyaman dalam bertransaksi, apalagi SMBC Indonesia telah menerapkan real time information loan dan transaction monitoring system.
“Jadi kalau kita bisa memprotect transaksi yang unauthorized, yang dari transaksi rekening, ataupun kartu yang digunakan nasabah, itu menjadi satu kewajiban buat kita, untuk kita memberikan piece of mind ke nasabah kita. Selain itu juga financial loss buat customer maupun bank,” pungkas Irwan.

