Jakarta –
Ketua DPR RI Puan Maharani menilai pelayanan haji 2023 belum sesuai dengan harapan. Dia mengungkap banyaknya masalah yang masih ditemui di lapangan.
“Saya banyak mendapatkan masukan bahwa, banyak sekali jemaah yang fasilitas atau kenyamanannya itu belum bisa dilengkapi atau dilakukan secara baik sesuai dengan harapan kita semua. Seperti Indonesia mendapatkan 8.000 kuota tambahan jemaah haji dengan waktu yang sangat mepet dengan pelaksanaan,” kata Puan dalam keterangannya seperti dikutip di laman dpr.go.id, Senin (3/7/2023).
“Namun kondisi di lapangan ternyata banyak sekali masalah-masalah yang kemudian memang harus kita perbaiki dan kita evaluasi untuk tahun depan,” lanjut Puan.
Ketua DPP PDIP ini menambahkan, adanya penambahan kuota haji yang diberikan dalam waktu yang sangat sempit itu, ternyata tidak dibarengi dengan kesiapan fasilitas dan pelayanan. Menurut Puan, kekurangan bukan hanya dari pemerintah Indonesia, tapi juga Pemerintah Saudi terkait dengan pelayanan jemaah haji Indonesia.
Oleh karena itu, Puan meminta masalah-masalah yang ada untuk dijadikan bahan evaluasi bersama. Dia berharap masalah ditemukan saat ini tidak terulang pada tahun depan.
“Jadi, ini mungkin ke depan, terkait pelayanan dan fasilitas serta kuota tambahan jemaah haji sama-sama kita evaluasi bersama, bagaimana kemudian insyaallah pada tahun depan ketidaknyamanan dari para jemaah haji Indonesia tidak akan terulang lagi,” ujar mantan Menko PMK ini.
Untuk diketahui bersama, Timwas Haji DPR telah menemukan sejumlah catatan terkait pelaksanaan haji tahun 2023 ini. Hal pertama yang dikritisi adalah mashariq atau penyedia layanan haji dari Arab Saudi.
Timwas Haji DPR menilai layanan mashariq itu tidak memenuhi komitmen selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Terutama soal kapasitas tenda dan kamar mandi. Kemudian Timwas menyoroti distribusi asupan makanan bagi jemaah haji saat di Mina yang sering terlambat.
Selain itu, fasilitas kamar mandi di tenda Mina dan Arafah yang masih sangat terbatas dan jauh dari kapasitas jumlah jemaah sehingga antrean panjang sangat terlihat dalam penggunaan toilet. Hal lain adalah akomodasi atau transportasi jemaah haji yang terlambat mengantar jemaah di Muzdalifah yang menyebabkan terjadinya insiden di sana.
(eva/imk)