Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni memberikan apresiasi kepada Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran beserta jajaran yang telah membongkar kasus pembunuhan berantai 9 orang yang dilakukan Wowon Erawan alias Aki (60), Solihin alias Duloh (63), dan Dede Sholehudin alias Dede (34). Meski begitu, Sahroni meminta Polri terus mengusut kasus ini lantaran adanya kemungkinan korban lain.
“Pertama saya jempolin buat Kapolda Metro dan jajaran yang jeli dalam melihat kasus ini secara matang dan bener-benar teliti,” kata Sahroni saat dihubungi, Sabtu (21/1/2023).
Meski begitu, Sahroni meminta Polda Metro Jaya tidak berhenti hanya pada temuan 9 korban. Dia menduga ada korban lainnya dari para pembunuh berantai ini.
“Ini pasti ada korban lain yang harus diselidiki oleh tim Kapolda Metro. Kembangkan sampai benar-benar di ujung agar tahu dasar perkara pidana yang sebenarnya” ucapnya.
Selain itu, dia juga mendorong polisi segera menyampaikan motif para pembunuh berantai ini menghabisi nyawa korbannya. Dia menyebut penyidikan terkait motif ini penting didalami.
“Motifnya wajib didalami oleh penyidik. Polisi penting mendalami motif yang sebenarnya terjadi,” ujar dia.
Peran Serial Killer Bekasi-Cianjur
Sebelumnya diberitakan, tiga tersangka serial killer Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat, merupakan partner in crime. Mereka bekerja sama menghilangkan nyawa sembilan korban, yang rata-rata masih satu keluarga dengan tersangka Wowon.
Tiga tersangka itu adalah Wowon Erawan alias Aki (60), Solihin alias Duloh (63), dan Dede Sholehudin alias Dede (34). Wowon dan Duloh ditangkap di Cianjur, Jawa Barat, sementara tersangka Dede, yang juga ikut minum kopi ‘racun’ dan sempat dirawat di rumah sakit, kini telah diamankan polisi.
“Duloh-Aki ini adalah partner in crime. Jadi sebenarnya para pelaku dengan korban ini sebenarnya ada keterkaitan satu dengan lain,” ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran dalam konferensi pers, Kamis (19/1).
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan pihaknya masih mendalami soal peran para tersangka ini.
“Pengakuan sementara, Duloh itu sebagai eksekutor, kemudian Wowon yang antar korban dan Bayu ini penghimpun dana sekaligus membantu gali lubang. Tetapi ini pengakuan sementara, kami tidak percaya begitu saja pengakuan Tersangka,” kata Hengki.