Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Gizi Nasional (BGN) optimistis bahwa keterlibatan seluruh lapisan masyarakat dalam pengadaan bahan baku program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan kunci peningkatan pasokan.
Hal itu disampaikan Wakil Kepala BGN, Sony Sonjaya saat membuka forum lintas sektor “Penguatan Peran Serta Masyarakat dalam Program MBG Melalui Supply Rantai Pasok Lintas Sektor” di Serpong, Banten pada Senin (24/11).
“Pelibatan masyarakat akan membantu pasokan bahan baku, seiring meningkatnya jumlah SPPG (Satuan Pelaksana Pelayanan Gizi),” kata Sony.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini lebih dari 15 ribu dapur BGN telah didirikan di seluruh penjuru Indonesia, yang mendorong peningkatan permintaan beberapa komoditas seperti sayur, telur dan buah-buahan. Hal ini menimbulkan kelangkaan barang dan kenaikan harga.
Untuk itu, diperlukan keterlibatan masyarakat untuk menjaga kestabilan pasokan pangan dengan berkebun dan berternak di halaman rumah.
“Urban farming atau bercocok tanam di halaman rumah bisa menjadi bagian dari solusi, agar daerah tidak terlalu bergantung pada rantai distribusi yang panjang,” tutur Sony.
Sony menyatakan, langkah ini akan lebih efektif jika diarahkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) yang dipastikan mengetahui potensi di setiap wilayah.
“Misalnya satu desa fokus menanam wortel, desa lain menanam pisang, dan desa berikutnya beternak ayam petelur atau pedaging. Dengan pola seperti ini, daerah memiliki penyangga bahan baku untuk memenuhi kebutuhan dapur MBG yang terus meningkat,” ujarnya.
Hampir 200 pelaku UMKM menyambut gembira acara lintas sektor yang memperluas usaha mereka itu. Rini Damayanti, Ketua DPC HIPMIKIMDO (Himpunan Pengusaha Mikro dan Kecil Indonesia) Kota Serang, menilai banyak manfaat yang diperoleh dalam forum ini.
“Sebagai pengusaha UMKM, kegiatan ini adalah kesempatan yang sangat besar dan berharga bagi kami untuk menaikkan level UMKM (semakin dihargai),” ujar Rini.
Rini menambahkan, ia kini tengah menyiapkan proposal untuk diajukan kepada sejumlah dapur MBG di wilayah Banten.
“Kami sangat berminat menjadi supplier dapur MBG karena dapat memperluas jangkauan dan meningkatkan kapasitas produksi kami sehingga memperbaiki taraf hidup,” katanya.
Menurut juru bicara BGN Dian Fatwa, kegiatan lintas sektor menjadi langkah awal yang penting dalam memperkuat rantai pasok lokal.
“Forum ini menegaskan perlunya kolaborasi erat antara masyarakat, pelaku UMKM, dan pemerintah daerah guna memastikan keberlanjutan pasokan pangan bergizi dalam Program MBG,” ujar Dian.
Sementara itu, Asisten Daerah Provinsi Banten, Komarudin mengakui bahwa program MBG khususnya bagi keluarga miskin karena mengurangi beban pengeluaran belanja termasuk penyerapan tenaga kerja.
“Dapur MBG baru separo yang dibangun. Bila target 1300 dapur MBG terpenuhi, akan terjadi perputaran ekonomi senilai 12 trilyun rupiah, sementara APBD provinsi Banten hanya 11 trilyun rupiah,” katanya.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten ditegaskan akan terus berbebah dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) MBG di tingkat provinsi dan kabupaten. Pada saat bersamaan, juga disediakan kantor bagi Satgas MBG di pendopo Kantor Gubernur Banten sebagai bentuk dukungan terhadap program MBG.
(rea/rir)
[Gambas:Video CNN]

