Kehadiran Pramono sekaligus menandai momentum diplomatik penting dalam peringatan 31 tahun kemitraan Sister City Jakarta-Berlin yang telah terbangun sejak 1994.
“Tujuan kami adalah membawa Jakarta masuk ke jajaran 50 kota global terdepan pada tahun 2030. Transformasi tidak bisa dilakukan sendirian — kami membutuhkan kemitraan global, dan Berlin adalah mitra strategis dalam perjalanan ini,” kata Pramono di hadapan delegasi internasional, dikutip dari PPID DKI Jakarta.
Pramono kemudian memaparkan tiga prioritas pembaruan kota: peningkatan kualitas transportasi publik, penguatan kebijakan transisi energi, dan pembangunan ruang terbuka hijau.
Ia menyebut perencanaan perluasan jaringan Transjabodetabek ke tujuh daerah penyangga, peningkatan penggunaan bus listrik dari 420 unit menjadi 10.047 pada 2030, serta pembangunan 300 Ruang Terbuka Hijau (RTH) baru sebagai langkah konkret yang tengah berjalan.
“Kami sedang membangun kota yang lebih hijau, lebih bersih, dan lebih manusiawi — bukan hanya modern secara infrastruktur, tetapi juga berkelanjutan,” kata Pramono.
Tak datang sendiri, Pramono juga membawa sejumlah startup Indonesia untuk menunjukkan kekuatan ekosistem digital tanah air. Di antaranya Crustea yang menghadirkan IoT untuk budidaya perikanan berkelanjutan; Indera Agri dengan precision farming; hingga Inspigo yang mengembangkan pendidikan AI on-demand.

