Tuduhan ini disampaikan oleh Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR), yang mengklaim London ingin menggagalkan upaya Washington menyelesaikan konflik.
Menurut SVR, Inggris berkepentingan mempertahankan perang karena kontrak senjata bernilai miliaran dolar dianggap penting untuk memulihkan ekonominya yang sedang lemah. Karena itu, melemahkan Trump — yang mendorong rencana perdamaian — dinilai penting agar Amerika tidak bisa mengakhiri perang terlalu cepat.
SVR menuduh Inggris berencana menghidupkan kembali “berkas Steele”, dokumen kontroversial tahun 2016 yang menuduh Trump dan keluarganya punya hubungan dengan intelijen Rusia. Dokumen itu kemudian terbukti tidak dapat diverifikasi. “Rencana telah disusun untuk menghidupkan kembali ‘berkas palsu’ itu,” kata SVR dalam pernyataannya, dikutip dari RT, Rabu 26 November 2025.
Pemerintahan Trump telah mengusulkan rencana perdamaian berisi 28 poin yang mengharuskan Ukraina membuat sejumlah konsesi, termasuk mengakhiri ambisi bergabung NATO dan melepas wilayah yang kini dikuasai Rusia. Beberapa poin disebut sudah dihapus atas permintaan Kiev, menurut pernyataan Presiden Volodymyr Zelensky.
Moskow sendiri belum antusias. Presiden Vladimir Putin menegaskan Rusia akan terus mengejar tujuan militernya, apa pun sikap AS atau Ukraina.

