Kabar itu diungkap oleh Kepala Taipei Economic and Trade Office (TETO), Bruce Hung di acara pameran prestasi taiwan technical mission bertema “bridging the past and the future: A New Chapter of Technical Cooperation in Indonesia” yang digelar di Jakarta, Kamis, 27 November 2025.
Hung menegaskan bahwa kerja sama pertanian yang dijalankan Taiwan Technical Mission (TTM) di Indonesia sejalan dengan fokus pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat ketahanan dan swasembada pangan nasional.
“Presiden Prabowo telah secara aktif mempromosikan kebijakan nasional Indonesia tentang swasembada pangan. Sejalan dengan arah ini,” ujar Hung.
Untuk memperkuat sektor pangan nasional, Taiwan berkomitmen meluncurkan dua proyek pertanian baru di Sulawesi Selatan dan Jawa Barat pada tahun depan.
“Proyek-proyek ini akan berfokus pada produksi benih jagung dan sayuran untuk memperkuat sistem pemasaran,” jelasnya.
Hung menambahkan bahwa sejak berdirinya TTM pada 1976, kerja sama teknis kedua negara selalu berlandaskan prinsip belajar bersama dan berbagi manfaat nyata bagi petani Indonesia.
“Sejak berdirinya Misi Teknis Taiwan di Indonesia pada tahun 1976, kami telah terlibat dalam pembelajaran bersama, dan berbagi kegembiraan atas kemajuan dengan para petani di seluruh Indonesia,” ucapnya.
Selama hampir lima dekade hadir di Indonesia, Taiwan Technical Mission (TTM) telah menjalankan berbagai proyek yang memberikan dampak langsung bagi petani di sejumlah daerah.
Di Bali, TTM menjalankan program One Village, One Project pada 2011-2014 dengan fokus pada budidaya asparagus di Badung dan jeruk di Bangli.
Melalui pendampingan intensif, petani berhasil membudidayakan lebih dari 1,2 juta bibit asparagus dan menghasilkan ratusan ton komoditas hortikultura.
Bahkan, sejumlah produk suvenir berbasis jeruk turut dikembangkan dan dipasarkan melalui jaringan penjualan percontohan di wilayah tersebut.
Kolaborasi serupa juga berlangsung di Karawang sejak 2019 melalui Proyek Peningkatan Sistem Sayur Buah. Pendampingan teknis yang dilakukan TTM membantu petani mengembangkan lahan seluas 50 hektare, meningkatkan kualitas produksi, dan memperluas jaringan pemasaran hingga 31 titik.
Dampaknya signifikan, pendapatan petani melonjak hingga 240 persen dengan produksi tahunan mencapai hampir 80 ton sayuran.
Di Sulawesi Selatan, TTM menjadi bagian penting dalam upaya memperkuat produksi benih padi berkualitas. Pada tahap kedua proyek tahun 2021-2023, kontribusi TTM mencapai 32 persen dari total benih padi unggul di provinsi tersebut.
Sepanjang 2023 saja, proyek ini menghasilkan lebih dari 4.700 ton benih dan membantu meningkatkan pendapatan petani sebesar 24 persen melalui pengelolaan lahan seluas 400 hektare.
Sementara itu di Sumatera Utara, TTM mendampingi petani bawang merah dan bawang putih melalui proyek produksi dan pemasaran yang dimulai pada 2023. Program ini membawa perubahan besar, dengan peningkatan produktivitas bawang merah dari hanya 1,6 ton per hektare menjadi 10 ton, serta kenaikan hasil bawang putih dari 3,5 ton menjadi 5 ton per hektare.
Pendapatan petani pun meningkat drastis hingga 93 persen setelah mendapatkan pendampingan teknis dan manajemen produksi di lahan seluas 120 hektare.

