Jakarta –
Salah satu peserta jemaah Haji Indonesia Kloter 95 Solo, Boyamin Saiman meminta agar hotel penginapan jemaah kloter 95 Solo dipindahkan. Hal itu karena tempat penginapan tersebut dinilai tidak nyaman.
“Kepada Yth Menteri Agama RI, Ketua Satgas Haji Indonesia, Kepala Daker Madinah, perihal pemindahan lokasi menginap kloter 95 Solo,” kata Boyamin, dalam surat terbuka yang dilayangkan kepada Menag dan Satgas Haji Indonesia, Senin (24/7/2023).
Dalam surat terbuka tersebut, Boyamin menceritakan kondisi tempat jemaah kloternya menginap. Ia mengatakan jemaah kloter 95 SOC di Madinah menempati hotel Golden Andalusia Palace dengan kondisi lift hanya 4 buah dengan kapasitas angkut hanya 4 orang.
“Pernah hampir sehari kondisi dua lift tidak berfungsi perlu maintenance. Atas kondisi Lift tidak berfungsi maka pernah jatah makan buah minum tidak bisa tersalur dengan baik,” ujar Boyamin.
Selain itu, Boyamin mengatakan penghuni bercampur sebagian besar dengan orang India yang dinilai lebih dominan menggunakan Lift sehingga jamaah kloter 95 SOC tergencet dan terjepit atau bahkan dipaksa dikeluarkan dari lift.
Ia menuturkan, ibadah Arbain menjadi tidak lancar dengan kondisi lift yang didominasi orang India. Dalam suratnya, Boyamin menyebut dalam satu kamar hotel diisi 4 hingga 5 orang dengan sistem satu kamar mandi dipakai untuk dua kamar.
“Bisa dibayangkan jika pagi hari menjelang dan sesudah subuh terdapat antrian panjang untuk penggunaan kamar mandi,” katanya.
Oleh karenanya, Boyamin meminta agar Kemenag dan Satgas Haji memindahkan penginapan jemaah kloter 95 Solo ke hotel lainnya agar bergabung dengan jemaah Indonesia lainnya.
Berikut bunyi ini surat terbukanya secara lengkap:
Kepada Yth
1. Menteri Agama RI.
2. Ketua Satgas Haji Indonesia.
3. Kepala Daker Madinah.
Perihal:
Pemindahan Lokasi Menginap Kloter 95 SOC.
Dengan Hormat
Bahwa Kloter 95 SOC di Madinah menempati hotel Golden Andalusia Palace dengan kondisi :
1. Lift hanya 4 buah dengan kapasitas angkut hanya 4 orang dan pernah hampir sehari kondisi dua lift tidak berfungsi perlu maintenance. Atas kondisi Lift tidak berfungsi maka pernah jatah makan buah minum tidak bisa tersalur dengan baik.
2. Penghuni bercampur sebagian besar dengan orang India yang selalu dominan menggunakan Lift sehingga jamaah kloter 95 SOC tergencet dan terjepit atau bahkan dipaksa dikeluarkan dari lift.
3. Ibadah Arbain menjadi tidak lancar dengan kondisi lift yang didominasi orang India.
4. Hunian satu kamar hotel diisi 4 hingga 5 orang dengan sistem satu kamar mandi dipakai untuk dua kamar. ( bisa dibayangkan jika pagi hari menjelang dan sesudah subuh terdapat antrian panjang untuk penggunaan kamar mandi ).
5. Mitigasi kondisi yang sama saat nanti akan bergerak ke Bandara untuk kepulangan ke Solo bisa diprediksi akan berlangsung lamban sehingga dibutuhkan solusi yang tepat.
6. Bahwa tidak cukup solusi hanya himbauan bersabar dan himbauan untuk prepare persiapan jauh-jauh sebelum pelaksanaan kegiatan misal berangkat ke Masjid Nabawi satu jam sebelum adzan atau bersiap 5 jam sebelum keberangkatan ke Bandara.
Atas segala permasalahan diatas, Saya meminta dilakukan pemindahan penginapan ke hotel lain yang lebih baik khususnya dapat bergabung sepenuhnya dengan jamaah dari Indonesia.
Sekian dan terima kasih.
Madinah, 24 Juli 2023
Hormat Saya
Boyamin Saiman.
Peserta Jamaah Haji Indonesia Kloter 95 SOLO
(yld/dnu)