Berita Tenis: Petenis berusia 27 tahun, Aryna Sabalenka berhasil mengakhiri musim 2025 sebagai petenis peringkat 1 dunia di dunia tenis putri.
Setelah hampir memenangkan gelar Australian Open, French Open, dan Wimbledon, petenis peringkat 1 dunia akhirnya menambah koleksi gelar Grand Slam di US Open setelah ia menumbangkan petenis tuan rumah, Amanda Anisimova di final, yang menjadi gelar Grand Slam keempat dalam kariernya.
Runner up WTA Finals musim 2025 tentu saja tidak sepenuhnya berhasil di musim 2025, karena ia harus bekerja keras untuk meraih kemenangan besarnya. Dalam sebuah wawancara dengan ESPN Brazil, ia berbagi pelajaran terbesar yang ia pelajari musim ini.
Juara di Madrid musim 2025 mendapatkan pelajaran yang sangat ‘jelas’ pada musim ini, setelah kalah di lima final pada musim ini.
“Saya belajar bahwa jika anda mencapai final, itu tidak berarti anda akan memenangkan turnamen,” ungkap Sabalenka.
“Itu sudah jelas! Tidak terlalu cerdas untuk mengatakannya karena sudah sangat jelas. Ya, anda memang di final, tetapi itu tidak berarti anda akan memenangkan turnamen.”
“Namun, setiap kali saya mencapai final di awal musim, saya selalu berpikir, semuanya berjalan sesuai keinginan saya. Saya akan memenangkan gelar, tetapi kemudian saya sering kalah di final karena ekspektasi saya terlalu tinggi dan tekanannya terlalu tinggi ketika segalanya tidak berjalan baik.”
Memahami pelajarannya, petenis peringkat 1 dunia memenangkan final Grand Slam ketiga yang ia lakoni pada musim ini di New York.
“Jadi, saya pikir saya telah belajar bagaimana tetap menghadapi final dengan rasa lapar tanpa mengetahui apa yang akan terjadi dan menemukan jalan keluar dari tantangan berat setiap kali,” lanjut Sabalenka.
“Saya pikir itulah mengapa saya bisa mengangkat trofi US Open, karena mentalitas saya sedikit berbeda dari dua final Grand Slam pertama.”
Apakah ia bisa membawa pelajaran tersebut menuju musim 2026 adalah cerita lain…
Petenis berusia 287 tahun akan berlaga di keempat Grand Slam pada musim 2026 sebagai salah satu favorit, setelah tampil impresif di Grand Slam selama beberapa musim terakhir. Dalam tiga musim terakhir, ia hanya sekali gagal mencapai semifinal Grand Slam dan bahkan di sana pun, ia lolos ke perempatfinal.
Ia pasti akan menuju Grand Slam di Melbourne sebagai favorit dan akan berusaha membalas kekalahannya dari Madison Keys di final musim ini. Lalu di French Open, ia ingin tampil lebih baik daripada yang ia lakukan pada musim 2025 dan memenangkan gelar pertamanya di Roland Garros, Paris.
Diskusi serupa akan terjadi saat ia tiba di Wimbledon, karena ia belum pernah memenangkan Grand Slam di London, meskipun bisa dibilang ia adalah petenis grass-court terbaik yang masih ada. Terakhir, ia akan memiliki kesempatan untuk mempertahankan gelar US Open sekali lagi dan menambah kemenangannya pada musim 2024 dan 2025.
Sulit membayangkan Sabalenka memenangkan keempat gelar Grand Slam, tetapi tidak akan terlalu mengejutkan jika ia memenangkan beberapa gelar Grand Slam pada musim depan. Jika ia berhasil, ia akan memperkecil jarak dengan rivalnya, Iga Swiatek dalam daftar pemenang Grand Slam ‘aktif’ di turnamen WTA.
Hanya waktu yang akan membuktikan apakah Sabalenka bisa memenangkan lebih banyak Grand Slam pada musim 2026. Ia akan mencoba meraih Grand Slam kelimanya di Australian Open yang akan dimulai pada hari Minggu, 18 Januari mendatang.
Artikel Tag: Tenis, australian open, US Open, Aryna Sabalenka
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/tenis/aryna-sabalenka-kuak-pelajaran-terbesar-pada-musim-2025
