Pandeglang –
Viral seorang kepala desa di Kabupaten Pandeglang marah karena tidak ada perwakilan DPRD yang datang di acara HUT RI di Kecamatan Patia. Dia bahkan mengancam tidak ada pemilihan legislatif DPRD Pandeglang di kecamatan tersebut.
Berdasarkan video yang dilihat, Kamis (17/8/2023) tampak seorang kades meluapkan kemarahan kepada anggota DPRD Pandeglang. Kemarahan itu dipicu lantaran tidak ada perwakilan anggota DPRD Pandeglang yang menghadiri acara peringatan HUT RI ke 78 di Kecamatan Patia.
“Satu Pernyataan sikap dari saya atas nama ketua Ikades Kecamatan Patia, bahwa tahun 2024 untuk pemilihan legislatif tidak akan pernah ada di Kecamatan Patia,” kata pria dalam video tersebut yang diketahui Kepala Desa Babakan Keusik bernama Syukur.
“Karena satu, anggota dewan semua di kabupaten Pandeglang tidak ada satupun yang menghadiri HUT RI yang ke 78 di Kecamatan Patia,” imbuhnya.
Syukur kesal kepada anggota DPRD Pandeglang khususnya Dapil 5, karena tidak satupun perwakilan yang mengikuti acara peringatan HUT RI yang digelar di Alun-alun Kecamatan Patia. Padahal menurutnya, masyarakat sangat antusias dalam mengikuti perayaan kemerdekaan tersebut.
“Sementara masyarakat dari pelosok datang ke kecamatan, ke lapangan untuk memeriahkan hari Kemerdekaan ini, tapi anggota dewan semuanya goblok, satupun tidak ada perwakilan di kecamatan Patia,” katanya.
Saat dikonfirmasi, Syukur membenarkan. Dia mengakui kecewa kepada para anggota DPRD Pandeglang khususnya yang berada di Dapil 5.
“Terkait HUT RI ke 78 di Kecamatan Patia setiap tahun itu dihadiri anggota dewan dari dapil 5 terutama, yang dari zona lima 7 dewan. Tetapi, tadi pagi satupun tidak yang hadir,” katanya.
Kekecewaan Syukur juga dipicu dengan tidak dicantumkannya nama Kecamatan Patia pada daftar anggota dewan yang membacakan teks proklamasi di hari kemerdekaan. Sementara itu di wilayah Dapil 5 lainnya, seperti Kecamatan Labuan dihadiri oleh anggota dewan.
“Kekecewaan saya itu yah ada dua, pertama dewan tidak ada, kedua kecamatan Patia yang berdiri sudah 20 tahun dari 2003 sekarang 2023 berarti sudah 20 tahun, masa sih lupa begitu saja kecamatan Patia, kan saya pertanyakan,” katanya.
Syukur kemudian menyinggung sikap anggota dewan yang seolah tidak peduli pada hari kemerdekaan Republik Indonesia. Padahal kata dia, anggota dewan dulu rela datang ke masyarakat hanya untuk dipilih menjadi anggota DPRD.
“Setelah kejadian ini kita bisa simpulkan, waktu pengen jadi mah ngerayu-rayu ke masyarakat. Setelah jadi mah, jangankan datang ke kepentingan pribadi masyarakat, ke kepentingan negara pun yang sakral secara aturan mengenang kemerdekaan Republik Indonesia pun tidak hadir jadi aneh,” katanya.
(eva/eva)