Dikutip dari Reuters, Senin 1 Desember 2025, data terbaru BNPB hingga Minggu menunjukkan 442 orang meninggal di Indonesia. Sementara Thailand mencatat 170 korban, dan tiga di Malaysia. Total warga yang terdampak di tiga negara ini mencapai lebih dari 4 juta orang, terutama di Thailand selatan dan Indonesia bagian barat.
Di Indonesia, wilayah Sumatera Barat menjadi wilayah paling terdampak, dengan tiga provinsi hancur akibat banjir bandang dan longsor.
Banyak daerah terisolasi karena jalan tertutup material longsor dan jaringan komunikasi rusak. Tim penyelamat menggunakan helikopter untuk mengirim bantuan ke wilayah yang tidak bisa dijangkau lewat darat.
“Saat air naik, kami lari ketakutan. Ketika kembali, rumah kami sudah hilang,” kata Afrianti (41) di Padang. Ia dan keluarganya kini tinggal di tenda darurat di dekat satu-satunya tembok rumah yang masih tersisa.
Hingga saat ini pemerintah mencatat 406 orang masih hilang dan 213.000 warga mengungsi.
Sementara di Thailand, pihak berwenang melaporkan 170 korban jiwa dan lebih dari 100 orang terluka. Provinsi Songkhla paling parah terdampak, dengan 131 korban meninggal.
Kota Hat Yai mencatat curah hujan 335 mm dalam satu hari?”angka tertinggi dalam 300 tahun. Jutaan warga Thailand selatan terkena dampaknya.
Malaysia sudah mencabut peringatan badai dan hujan lebat. Langit cerah diperkirakan mulai kembali normal. Namun sekitar 18.700 warga masih bertahan di pusat-pusat pengungsian.
Negara tetangga dekat Indonesia itu juga mengevakuasi lebih dari 6.200 warganya yang terjebak banjir di Thailand. Selain itu, seorang warga Malaysia dilaporkan hilang akibat longsor di Sumatra Barat, dan pihak Kedutaan telah meminta seluruh warga Malaysia di wilayah tersebut untuk mendaftar diri demi memudahkan bantuan.
Sementara itu, di Sri Lanka, 153 orang tewas akibat badai siklon di kawasan Teluk Benggala. Sebanyak 191 orang masih hilang, dan lebih dari 500.000 warga terdampak.

