Pengamat Citra Institute, Efriza menilai, isu bandara IMIP ilegal yang diungkap pertama kali oleh Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, merupakan pertanda masalah serius tengah terjadi. Pengungkapan isu tersebut bukanlah tindakan biasa. Baginya, pernyataan Menhan justru menandakan adanya persoalan serius yang tengah menggerogoti aspek vital keamanan negara.
“Menhan mengungkap dugaan pelanggaran di IMIP bukan secara kebetulan. Itu langkah terukur dan wajib karena menyentuh langsung aspek utama pertahanan negara,” ujar Efriza kepada RMOL, Senin 1 Desember 2025.
Ia menjelaskan, dugaan bahwa bandara khusus IMIP menjadi pintu masuk tenaga kerja asing asal China dan barang-barang ilegal merupakan persoalan krusial yang memang layak disorot Menteri Pertahanan.
“Ketiadaan pengawasan membuka kerawanan bagi wilayah dan negara. Bahkan, potensi masuknya barang ilegal bisa merugikan masyarakat hingga negara,” jelasnya.
Menurut Efriza, dengan membawa isu ini ke ruang publik, Menhan ingin menegaskan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam pengelolaan Bandara Morowali.
Lebih jauh, ia melihat pernyataan Menhan berdampak positif karena memicu perhatian DPR. Pertanyaan soal absennya Bea Cukai dan Imigrasi di bandara tersebut menunjukkan meningkatnya kesadaran akan pentingnya koordinasi antar lembaga dan perlunya pengawasan yang lebih ketat.
“Pernyataan Menhan harus dibaca sebagai pesan tegas bahwa keamanan nasional tidak boleh dikompromikan dengan alasan apa pun, termasuk dalih investasi yang justru bisa melemahkan pengawasan,” pungkas dosen ilmu politik UNAS itu.

