Dalam keterangan Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan yang dikutip redaksi di Jakarta, disebutkan bahwa dari total penawaran masuk sebesar Rp69,64 triliun, pemerintah menyerap Rp25 triliun untuk sembilan seri yang dilelang.
Seri FR0106 menjadi primadona dengan serapan terbesar Rp5,5 triliun dari penawaran Rp7,19 triliun, menawarkan yield rata-rata 6,46 persen dan tenor hingga 2040. Disusul FR0102 yang diserap Rp4,15 triliun dengan yield 6,74 persen dan jatuh tempo 2054.
Lelang juga menyerap Rp3,85 triliun dari FR0107 dengan yield 6,55 persen dan jatuh tempo 2045. Serta Rp3,25 triliun dari FR0105 dengan yield 6,78 persen dan jatuh tempo 2064.
Tiga seri lain, yaitu SPN01260103, SPN12261203, dan FR0108, masing-masing berkontribusi Rp2 triliun. Seri SPN menawarkan yield 4,55 persen dan 5 persen, sementara FR0108 yang menerima penawaran besar Rp16,14 triliun menetapkan yield 6,24 persen.
Seri FR0109 menyusul dengan serapan Rp1,25 triliun dari penawaran jumbo Rp17,41 triliun, ber-yield 5,71 persen dan tenor hingga 2031.
Adapun seri terakhir, SPN12260305, diserap Rp1 triliun dengan yield 4,70 persen.
Lelang kali ini kembali menunjukkan kuatnya minat pasar terhadap instrumen utang pemerintah di tengah kondisi pasar keuangan yang tetap kondusif.

