Harapan itu muncul seiring mulai pulihnya jaringan komunikasi di sejumlah titik bencana, sehingga para pengungsi dapat kembali berhubungan dengan keluarga maupun menyampaikan aspirasi mereka.
Nur Asia Pasaribu (60), pengungsi di GOR Pandan, menuturkan bahwa saat banjir menerjang pada Rabu pagi pekan lalu, listrik dan jaringan komunikasi langsung padam. Ia sempat tidak bisa memberi kabar kepada kerabatnya di Sibolga hingga akhirnya dibantu oleh tim SAR.
“Baru saya minta bantuan ke Tim SAR. Jadi mereka mengasih jaringan dengan video call sama saudara-saudara atau anak saya. Dan mereka mengetahui keadaan saya selamat,” ucap Nur penuh syukur pada Rabu, 3 Desember 2025.
Pemerintah sendiri telah menyalurkan perangkat komunikasi Starlink ke berbagai titik bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar untuk memastikan akses informasi tetap berjalan.
Di Tapanuli Tengah, perangkat-perangkat tersebut membantu warga tetap terhubung meski akses darat masih terganggu.
Nur menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan, namun ia juga berharap pemulihan pascabencana, termasuk perbaikan rumah warga, dapat segera dilakukan.
“Kepada Bapak Presiden Prabowo, mohon maaf, Pak. Kami sudah terima bantuan, tetapi kami masih meminta bantuan karena banyak rumah masyarakat yang rusak. Mohon bantuannya, Pak, supaya masyarakat Tapanuli Tengah bisa kembali ke rumahnya. Dan akses, terutama listrik, supaya cepat dikondisikan,” pintanya.
Harapan yang sama disampaikan Teti Boru Gultom, warga Desa Sigiring-giring, Kecamatan Tukka. Ia mengaku bersyukur atas bantuan yang diterima, namun berharap pemerintah dapat memperbaiki pemukiman warga secepat mungkin.
“Bersyukur. Bersyukur kali, Pak. Masih ada lagi (bantuan) kayak gini, Pak. Tapi Pak Presiden, minta tolong kampung kami biar bisa lagi layak kami tempati, Pak. Semoga Bapak Presiden diberikan umur panjang, sehat,” ujarnya.

