
Medan, CNN Indonesia —
Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng) Masinton Pasaribu mengungkap masih banyak jenazah tertimbun longsor yang belum bisa dievakuasi di wilayahnya.
“Jenazah tertimbun longsor di beberapa desa belum dapat dievakuasi,” kata Masinton kepada wartawan, Rabu (3/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korban meninggal dunia akibat banjir bandang dan longsor di wilayah Kabupaten Tapteng bertambah menjadi 86 orang. Sementara itu 99 orang lainnya masih belum ditemukan dan 508 mengalami luka luka.
“86 orang meninggal akibat banjir bandang dan longsor, 99 orang lainnya masih belum ditemukan, 508 mengalami luka luka. Sementara itu, 7.382 orang mengungsi dan 296.454 orang terdampak,” ujarnya.
Sementara itu Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumut telah mengidentifikasi 290 korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor di sejumlah kabupaten/kota di Sumut.
“Per hari Selasa, 2 Desember 2025, kami telah mengidentifikasi sebanyak 290 korban yang tersebar di 12 kabupaten/kota wilayah Polda Sumut,” kata Kepala Rumah Sakit Bhayangkara TK II Medan, Kombes Pol dr. Taufik Ismail, Rabu (3/12).
Taufik menegaskan tim telah digerakkan secara menyeluruh di tiap kabupaten/kota dengan total 30 personel, terdiri dari 10 personel DVI Mabes Polri dan 20 personel DVI Polda Sumut.
“Kami telah menggelar operasi DVI yang tersebar di seluruh kabupaten di Sumatera Utara dengan kekuatan 30 personel. Terdiri dari 10 personel DVI Mabes Polri dan selebihnya dari Polda Sumut,” ujarnya.
Menurut Taufik, seluruh korban yang telah berhasil diidentifikasi menggunakan data sekunder seperti ciri fisik, sidik jari, maupun properti yang melekat, karena mayoritas jenazah masih dalam kondisi relatif utuh pada fase awal.
“Hingga hari ini, seluruh 290 jenazah yang sudah teridentifikasi telah dikembalikan kepada keluarga untuk dimakamkan,” katanya.
Taufik mengatakan saat ini masih terdapat 122 korban yang tercatat hilang, dan banyak di antaranya diperkirakan sudah mulai mengalami pembusukan.
“Ini mungkin seminggu ke depan akan lebih sulit untuk identifikasi karena jenazah yang masih tertimbun mengalami proses pembusukan. Untuk itu kami menyiapkan langkah identifikasi menggunakan data primer, yaitu sampel DNA,” ujarnya.
Berdasarkan pendataan terkini, kata Taufik, Kabupaten Tapteng menjadi wilayah dengan dampak paling berat.
Rinciannya, Tapteng (86 orang meninggal dunia, 104 orang hilang), Kabupaten Tapanuli Selatan (84 orang meninggal dunia, 4 orang hilang).
Kemudian Kota Sibolga (47 orang meninggal dunia, 9 orang hilang), Kabupaten Tapanuli Utara (34 orang meninggal dunia, 12 orang hilang), Kota Medan (12 orang meninggal dunia), Kabupaten Langkat (14 orang meninggal dunia).
Selain itu Kabupaten Humbang Hasundutan (8 orang meninggal dunia dan 1 orang hilang), Kabupaten Pakpak Bharat (2 orang meninggal dunia), Nias Selatan (1 orang meninggal dunia), Kota Padangsidimpuan (1 orang meninggal dunia), dan Kota Binjai (1 orang meninggal dunia).
“Dalam penanganan korban luka, seluruh pasien dirawat di rumah sakit setempat, termasuk RS Bhayangkara Batangtoru. Kalau nanti memerlukan perawatan ataupun rujukan, kita kirim ke Kota Medan,” ujarnya.
(fra/fnr/fra)
[Gambas:Video CNN]

