Sepuluh tahun setelah Golden State Warriors mencatat rekor 73-9 yang tampak mustahil diulang, Oklahoma City Thunder kini berada di jalur yang semakin nyata untuk menantang pencapaian bersejarah tersebut.
Awalnya hanya berupa wacana dan spekulasi, tetapi kini kesempatan itu berubah menjadi sesuatu yang terasa nyata — bahkan mendekati tak terelakkan.
Pada Selasa malam yang penuh tensi dan simbolisme, Thunder mengalahkan Golden State Warriors dengan skor 124-112.
Kemenangan itu menjadi lebih dari sekadar tambahan pada kolom kemenangan; itu adalah pernyataan tegas kepada NBA bahwa OKC bukan fenomena sesaat.
Dengan catatan kini berada pada 21-1, mereka secara matematis berada dalam posisi ideal untuk mengejar dan bahkan mungkin memecahkan rekor 73 kemenangan Warriors musim 2015-16.
Pertandingan tersebut terasa seperti pertemuan dua era: satu era yang telah tertulis dalam buku sejarah, dan satu era baru yang mencoba mengubah bab berikutnya.
Warriors masih diperkuat wajah-wajah yang menjadi ikon rekor itu — Stephen Curry, Klay Thompson, dan Draymond Green — tetapi kali ini, mereka berada dalam posisi mengejar, bukan dikejar.
Thunder, dengan skuad muda dan berenergi tinggi, tampil tajam dari awal hingga akhir, menunjukkan bahwa kemenangan besar sebelumnya bukan kebetulan atau momentum sementara, tetapi bagian dari pola yang berulang.
Shai Gilgeous-Alexander kembali menjadi pusat perhatian dan penggerak utama di balik kemenangan ini.
Ia bermain dengan efisiensi dan ketenangan seorang MVP, mencetak poin pada momen penting, mengatur pergerakan bola, dan mengendalikan ritme pertandingan.
Yang menarik, seperti banyak pertandingan Thunder musim ini, ia tidak perlu berada di lapangan hingga menit-menit akhir karena keunggulan timnya sudah cukup aman, jauh sebelum buzzer berbunyi.
Ini menjadi elemen penting dalam perjalanan panjang musim — menjaga tubuh tetap segar dan risiko cedera tetap rendah.
Performa tim secara keseluruhan juga semakin matang sejak kembalinya Jalen Williams dari cedera.
Pada pertandingan melawan Warriors, Williams tampak lebih nyaman — tembakannya mulai mengalir, sentuhan dan ritme ofensifnya kembali, meski masih terlihat belum mencapai performa puncaknya.
Mengingat kontribusinya musim lalu, kondisi ini memberi OKC keunggulan perkembangan internal yang tidak dimiliki banyak tim liga.
Di sisi lain, kombinasi ukuran dan fleksibilitas pada lini dalam melalui Chet Holmgren dan Isaiah Hartenstein kembali menjadi faktor pembeda.
Holmgren kini tampil lebih kuat dan tenang setelah perjalanan awal karier yang sempat diganggu cedera.
Hartenstein memberi dimensi fisik dan pengalaman yang semakin melengkapi struktur pertahanan Oklahoma City.
Yang paling menarik dari tim ini adalah kedalaman skuadnya.
Berbeda dari banyak tim elite yang bergantung pada satu atau dua superstar, OKC dapat mengandalkan lima, enam, bahkan tujuh pemain yang mampu mengubah jalannya pertandingan.
Setiap malam, seseorang berbeda bisa muncul sebagai penentu. Itulah yang membuat mereka sulit ditebak dan hampir mustahil untuk dihentikan dalam jangka panjang.
Namun, perjalanan menuju rekor bukan tanpa risiko. Ancaman terbesar tetap cedera — terutama jika menimpa Shai atau beberapa pilar inti sekaligus.
Selain itu, tekanan mental ketika angka kemenangan terus mendekati rekor bisa menjadi tantangan tersendiri, sebagaimana pernah dialami Warriors satu dekade lalu.
Meski begitu, jika satu hal bisa dipastikan setelah kemenangan atas pemegang rekor itu sendiri, maka jawabannya sederhana: Oklahoma City Thunder kini bukan lagi tim yang dipandang sebagai masa depan.
Mereka adalah kekuatan masa kini — dan sejarah kini berada tepat di depan mereka.
Artikel Tag: Thunder
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/basket/okc-thunder-semakin-dekat-tulis-ulang-sejarah-73-kemenangan-dalam-semusim

