Jakarta –
Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan bahwa dalam joint statement atau pernyataan bersama pada G20 Parliamentary Speaker’s Summit atau P20 ke-9 yang digelar di India, tidak menyinggung mengenai isu perdamaian Palestina dengan Israel. Bersama sejumlah pimpinan parlemen negara lain, Puan menyampaikan keberatan.
Joint statement merupakan kesimpulan dari berbagai sesi sidang pada P20 Summit yang merupakan forum parlemen negara-negara G20. Setelah beberapa hari sidang digelar, anggota-anggota P20 membuat kesimpulan mengenai isu-isu global yang menjadi bahasan selama sidang berlangsung.
Adapun Sidang P20 ke-9 digelar di Yashoboomi Convention Center, New Delhi, India. Forum multilateral ini dihadiri para Ketua Parlemen anggota P20 beserta delegasinya, serta negara-negara undangan dan perwakilan organisasi internasional.
Ada 29 point joint statement yang dihasilkan, salah satunya adalah mengenai isu perdamaian terkait konflik dan perang sejumlah negara. Isinya, P20 menyoroti tentang penderitaan masyarakat negara yang berperang serta dampak buruk perang dan konflik bagi seluruh dunia.
Meski menyinggung mengenai dampak perang di Ukraina yang tengah berkonflik dengan Rusia, namun tidak menyebut tentang isu kemerdekaan Palestina. Padahal eskalasi perang Israel-Palestina saat ini tengah meninggi.
Sejumlah negara kemudian menggagas pengajuan joint reservation (keberatan bersama) karena tidak dimasukkannya persoalan konflik Israel-Palestina di kesimpulan P20 Summit. Indonesia yang dipimpin Puan ikut menandatangani pernyataan keberatan dengan harapan isu Palestina akan masuk pada joint statement Sidang P20.
“Reservasi ini dibuat bukan karena kami tidak menyetujui mengenai isu Ukraina, tapi karena tidak dimasukannya isu lain di dunia seperti persoalan Palestina sehingga seakan menjadi tidak seimbang,” kata Puan dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (14/10/2023).
Beberapa negara lain yang juga meneken pernyataan keberatan itu adalah Turki, China, Afrika Selatan dan Rusia. Puan berharal keberatan itu dapat dipertimbangkan lebih jauh.
“Kami berharap keberatan yang disampaikan Indonesia, Turki, China, Afrika Selatan dan Rusia dapat dipertimbangkan oleh forum P20 sehingga isu mengenai perdamaian di Palestina juga mendapatkan perhatian,” ungkap Puan.
Isu mengenai kemerdekaan Palestina juga turut dibahas oleh Puan saat melakukan bilateral meeting dengan Ketua Majelis Agung Nasional Turki Numan Kurtulmus. Pertemuan dua ketua parlemen tersebut digelar di sela-sela P20 Summit. Di awal pertemuan, Puan mendukung upaya Turki untuk perdamaian antara Israel dan Palestina.
“Saya mengapresiasi inisiatif Turkiye yang terus melakukan upaya diplomasi untuk meredakan konflik. Kita harus menghindari warga sipil menjadi korban dari perang dan konflik yang terjadi saat ini di Palestina,” tuturnya.
Demi terciptanya perdamaian Israel-Palestina, Puan menyuarakan agar aksi-aksi kekerasan segera dihentikan. Puan mengingatkan, sudah banyak korban berjatuhan akibat perang.
“Kekerasan hanya akan menimbulkan kekerasan berikutnya (cycle of violence) yang akhirnya menjadi korban adalah warga sipil,” ujarnya.
Di hadapan Ketua Parlemen Turki, Puan juga mendorong pentingnya negara-negara dunia segera memberi bantuan kemanusiaan atau membuka koridor kemanusiaan. Ia pun mendorong dunia internasional memberi bantuan dalam upaya pembukaan blokade untuk penduduk di jalur Gaza.
“Perlu juga segera diselesaikan akar permasalahan di Palestina. Hal ini dapat dilakukan dengan merealisasikan terbentuknya negara Palestina yang merdeka, sesuai dengan parameter yang disepakati di PBB,” sebut Puan.
Dalam forum multilateral ini, Puan hadir bersama Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Fadli Zon, Wakil Ketua BKSAP Gilang Dhielafararez, serta Anggota BKSAP Charles Honoris dan Irine Yosiana Roba Putri. Turut pula mendampingi Puan yakni Duta Besar Indonesia untuk India Ina Krisnamurthi dan Sekjen DPR RI Indra Iskandar.
(amw/azh)