Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama (Kemenag) RI menyampaikan harapan besar agar kompetisi global ini dapat menjadi agenda rutin di masa depan.
Harapan ini disampaikan oleh Dirjen Bimas Islam Kemenag Abu Rokhmad di sela gelaran MHQ Disabilitas Netra Internasional 2025 di Tangerang, Sabtu 6 Desember 2025.
Ia menegaskan Indonesia bangga menjadi tuan rumah perhelatan internasional pertama ini. Menurutnya, berhasilan MHQ ini membuka jalan bagi kolaborasi yang lebih berkelanjutan.
Kemenag RI secara aktif sedang mengusulkan kepada Muslim World League (MWL), mitra utama penyelenggara, agar MHQ bergengsi ini dapat dilaksanakan secara periodik, misal dua atau tiga tahun sekali.
“Kami berharap nanti di tingkat nasional juga bisa kami laksanakan,” kata Abu Rokhmad.
Lebih dari sekadar melaksanakan hafalan (taqlid), Abu Rokhmad mendorong adanya pengembangan di tingkat nasional.
Ke depan, ajang MHQ nasional diharapkan dapat diperkaya dengan penambahan cabang Tilawah (Seni Baca Al-Qur’an). Hal ini bertujuan untuk menyelaraskan dengan brand nasional Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ).
Dengan adanya event internasional yang rutin, Indonesia dapat mempersiapkan dan mengkader calon peserta yang akan berkompetisi di kancah global dengan lebih matang,” katanya.
MHQ Disabilitas Netra Internasional 2025 merupakan inisiatif pertama yang lahir dari kerja sama Kemenag RI dan MWL.
Ajang ini dibuka sejak 3 Desember 2025, bertepatan dengan Hari Disabilitas Internasional, dan hingga 7 Desember 2025.
Tercatat ada 140 peserta tunanetra dari berbagai negara. Sebanyak 15 peserta terbaik dari 12 negara berhasil tampil di grand final.

