SEMARANG — Apel Hari Ulang Tahun (HUT) ke-39 Unit Bantu Pertolongan Pramuka (Ubaloka) Kwartir Daerah Jawa Tengah berlangsung pada Sabtu (6/12/2025) di halaman Kantor Kwarda Jawa Tengah serta diikuti oleh 35 Kwarcab secara Hybrid melalui Zoom. Kegiatan ini diikuti oleh jajaran pimpinan Kwarda Jawa Tengah, perwakilan dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, SAR Semarang, BPBD Jawa Tengah, PMI Jawa Tengah, serta anggota Ubaloka dari seluruh Kwartir Cabang se-Jawa Tengah.
Apel dipimpin oleh Ketua Kwarda Jawa Tengah, Prof. Dr. Ir. S. Budi Prayitno, M.Sc., yang bertindak sebagai pembina upacara pada peringatan HUT Ubaloka ke-39 tersebut. Dalam kesempatan ini, Kak Budi memberikan pengarahan yang menegaskan kembali posisi Ubaloka sebagai satuan terdepan dalam misi kemanusiaan Gerakan Pramuka.
Dalam amanatnya, Kak Budi menyampaikan apresiasi mendalam atas pengabdian yang telah dilakukan anggota Ubaloka selama ini. Ia menilai bahwa keberadaan Ubaloka telah menjadi wajah kemanusiaan di Jawa Tengah melalui berbagai aksi nyata di lapangan.
“Saya merasa bangga kepada seluruh anggota Ubaloka yang selalu hadir dalam evakuasi, penanganan pengungsian, hingga layanan logistik dan psikososial bagi masyarakat,” ungkapnya.
Kak Budi juga memberikan penekanan pada pentingnya peningkatan kompetensi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi tantangan kebencanaan. Menurutnya, tuntutan tugas kemanusiaan saat ini tidak hanya memerlukan niat baik, tetapi juga kemampuan teknis dan kedisiplinan organisasi yang kuat.
“Niat baik harus diiringi dengan disiplin komando dan penguasaan keterampilan, baik SAR, pertolongan pertama, maupun penggunaan peralatan modern,” pesannya.
Selain itu, ia menambahkan bahwa perkembangan teknologi dan perubahan karakter bencana menuntut Ubaloka untuk semakin adaptif, responsif, dan akurat dalam bertindak. Karena itu, penguasaan navigasi darat, pemanfaatan drone untuk pemetaan, hingga penguatan jejaring komunikasi dengan Kwarda, Kwarcab, dan relawan kebencanaan menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Ia menekankan bahwa pelatihan dan pembekalan harus dibarengi simulasi rutin agar anggota semakin siap menghadapi situasi darurat di lapangan.
Kak Budi juga mengingatkan bahwa Ubaloka bukan hanya satuan teknis, melainkan wadah pendidikan karakter bagi Pramuka Penegak dan Pandega. Nilai keikhlasan, ketangguhan mental, dan sikap ramah dalam pelayanan kemanusiaan harus terus dirawat dan diamalkan.
“Mengabdi membutuhkan disiplin, keikhlasan, dan ketangguhan mental. Setitik bakti lebih berarti dari sejuta kata,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kak Budi mengajak seluruh anggota Ubaloka untuk memperkuat kaderisasi, memperluas jejaring kolaborasi, serta menanamkan semangat kemanusiaan dalam setiap aksi dan pengabdian. Dengan perkembangan zaman yang menuntut kecepatan dan ketepatan, ia berharap Ubaloka tetap menjadi satuan relawan pramuka yang profesional, adaptif, dan berorientasi pada mitigasi risiko kebencanaan.
Peringatan HUT ke-39 ini sekaligus menjadi momentum refleksi perjalanan Ubaloka selama hampir empat dekade dalam memberikan layanan kemanusiaan. Kwarda Jawa Tengah berharap Ubaloka terus tumbuh menjadi kekuatan relawan yang tangguh, berdedikasi, dan memberikan dampak positif bagi masyarakat Jawa Tengah.
Pewarta : Dewi Laksita / Duta Humas


