Bagi Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno situasi saat ini sudah bukan lagi perubahan iklim tapi sudah mengarah pada situasi krisis iklim.
“Tragedi ini tidak hanya memperlihatkan dahsyatnya kondisi alam, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa krisis iklim telah memasuki fase yang semakin mengancam kehidupan masyarakat Indonesia,” tegas Eddy dalam keterangan tertulis, Senin 8 Desember 2025.
Karena itu Eddy Soeparno menegaskan pentingnya manajemen krisis di pemerintah dalam upaya menghadapi semakin memburuknya dampak perubahan iklim.
“Dampak perubahan iklim ini sudah harus diantisipasi dengan manajemen krisis dan tidak bisa lagi dengan manajemen business as usual,” katanya.
Wakil Ketua Umum PAN ini menjelaskan, langkah penting dan prioritas adalah Penegakan hukum yang kuat dan konsisten, terutama untuk menghentikan pembalakan liar, pertambangan ilegal, dan praktik perusakan lingkungan lainnya.
Eddy mendorong dilakukan reforestasi dan pemulihan ekosistem hutan, khususnya yang gundul akibat pembalakan untuk meningkatkan daya serap air, mengurangi potensi banjir, serta mengembalikan fungsi ekologis kawasan rawan.
“Selain itu perlu dorongan khusus untuk menurunkan emisi karbon melalui percepatan transisi energi, termasuk pengembangan energi terbarukan, waste-to-energy, serta implementasi CCS ke depannya,” pungkasnya.

