Stabilnya harga dirasakan langsung oleh masyarakat melalui operasi pasar yang digelar Pertamina di Kantor Camat Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar.
Operasi ini mendapat sambutan antusias, setelah sebelumnya harga gas melon tersebut sempat melonjak tinggi pascabencana yang melanda sejumlah wilayah di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Ani, salah seorang warga Blang Bintang yang turut mengantre, mengungkapkan kegembiraannya karena akhirnya dapat memperoleh LPG dengan harga resmi.
Ia menceritakan bahwa sehari sebelumnya ia sempat mengantre panjang di pangkalan, namun kehabisan stok akibat tingginya permintaan.
“Alhamdulillah, kami sudah dipermudah sama Pak Camat. Dikasih nomor antrean, alhamdulillah kami dapat. Lebih teratur di sini. Kemarin itu hampir tiga jam antre, tapi enggak dapat,” kata Ani di lokasi.
Ani berharap ketersediaan LPG akan terus terjamin dan pendistribusiannya berjalan tertib, terutama menjelang momen Natal dan Tahun Baru ketika konsumsi energi rumah tangga meningkat.
“Jangan masyarakat susah. Maunya dapat satu-satu, dapat semua. Kalau bisa jangan sendat-sendat, karena kasihan juga rakyat di bawah,” harapnya.
Ani menyebutkan bahwa selama kelangkaan terjadi, warga terpaksa membeli ke pengecer dengan harga yang jauh lebih tinggi dari biasanya.
“Biasanya kami dapat Rp35 ribu. Tapi di sini normal, alhamdulillah Rp18 ribu. Kami minta ada lagi (operasi pasar), supaya semua kebagian dan adil. Senang sama-sama senang,” ungkapnya.
Wakil Wali Kota Banda Aceh, Afdhal Khalilullah, menjelaskan operasi pasar dilakukan pemerintah daerah bersama Pertamina untuk menjaga ketersediaan energi bagi masyarakat pascabencana.
Langkah tersebut diambil setelah Pemkot menerima laporan kenaikan harga LPG yang cukup signifikan di sejumlah titik distribusi.
“Operasi hari ini kita lakukan bersama kawan-kawan Pertamina untuk mereduksi persoalan-persoalan tersebut. Kita pastikan harga di sini tetap sesuai dengan ketentuan,” kata Afdhal.[[

