Berita F1: Analis F1, Ralf Schumacher, melontarkan kritik terbuka kepada Helmut Marko menyusul kepergian tokoh senior Red Bull tersebut di akhir musim Formula 1 2025. Schumacher menilai Marko terlalu jauh membuka konflik internal tim setelah tidak lagi berada dalam struktur organisasi, sesuatu yang menurutnya bisa dicegah jauh hari sebelumnya.
Marko mengakhiri lebih dari dua dekade kiprahnya bersama Red Bull, peran yang membuatnya dikenal sebagai arsitek program junior Red Bull yang sukses melahirkan banyak pebalap Formula 1. Nama besar seperti Sebastian Vettel dan Max Verstappen lahir dari sistem yang dibangun Marko, termasuk sejumlah pemenang balapan lainnya. Namun, kepergiannya dari Milton Keynes tidak berlangsung tenang.
Dalam pernyataan publik setelah hengkang, Marko menyebut rilis resmi Red Bull sebagai tidak masuk akal dan secara terbuka menuding mantan kepala tim Christian Horner menjalankan praktik tidak sehat di dalam tim. Marko bahkan menyatakan Verstappen seharusnya bisa meraih gelar dunia 2025 jika Horner diberhentikan lebih awal.
Pernyataan tersebut langsung mendapat tanggapan dari Ralf Schumacher. Mantan pebalap Formula 1 asal Jerman itu menilai Helmut Marko sebenarnya memiliki kesempatan untuk bertindak ketika pendiri Red Bull, Dietrich Mateschitz, masih hidup.
“Situasinya jelas, ada dua kubu di dalam tim,” ujar Schumacher kepada Sky Sports Jerman. “Saya menghormati Helmut, tetapi perlu diingat bahwa saat Mateschitz masih hidup, dia memiliki peluang untuk mengambil keputusan tegas. Saat itu, hubungan mereka sangat dekat dan memiliki tujuan yang sama.”
Schumacher juga mengungkap bahwa Mateschitz pernah mempertanyakan loyalitas Horner dan mempertimbangkan perubahan besar di tubuh tim. Namun, langkah tersebut tidak pernah diwujudkan hingga Mateschitz wafat. Setelah itu, posisi Horner semakin kuat berkat dukungan pemegang saham mayoritas dari Thailand.
Menurut Schumacher, kondisi inilah yang membuat kubu Red Bull Salzburg, termasuk Marko, kehilangan pengaruh. Ia menilai kritik Marko saat ini memang tidak sepenuhnya keliru, tetapi cara dan waktunya tidak tepat.
“Dia benar, tetapi ini juga seperti membuka cucian kotor yang sebenarnya bisa dicegah sebelumnya,” kata Schumacher. “Setelah semuanya terjadi dan kekuasaan Horner menguat, baru konflik ini diungkap ke publik.”
Schumacher juga menyebut bahwa Red Bull memang kehilangan banyak figur penting akibat gaya kepemimpinan Horner, situasi yang berdampak pada stabilitas tim. Namun, ia menekankan bahwa penyampaian kritik seharusnya dilakukan secara lebih elegan ketika Helmut Marko masih menjabat.
Menurut Schumacher, komentar keras yang muncul setelah keluar dari jabatan justru mencoreng citra tim dan tidak memberikan solusi nyata bagi masa depan Red Bull Racing.
Artikel Tag: Helmut Marko, Red Bull, Christian Horner, F1 2025
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/f1/konflik-lama-red-bull-terbuka-schumacher-kritik-pernyataan-helmut-marko

