JAKARTA – Penelitian terbaru mengungkap bahwa otak manusia memiliki cara belajar yang berbeda secara fundamental dan lebih efisien dibandingkan dengan mesin. Hal ini sekaligus mematahkan pernyataan bahwa kecerdasan buatan (AI) berpotensi menggantikan manusia dalam banyak bidang kehidupan.
Salah satu aspek mendasar dalam proses pembelajaran disebut dengan credit assignment atau dalam bahasa Indonesia disebut ‘pemberian kredit’. Saat seseorang melakukan kesalahan, konsep ‘pemberian kredit’ berusaha untuk mengidentifikasi lokasi kesalahan dalam jalur pemrosesan informasi.
Konsep ini tidak berlaku pada kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Dalam AI, terdapat proses yang dikenal dengan istilah backpropagation, sebuah algoritma yang dirancang untuk menguji kesalahan.
Ketika sebuah kesalahan terdeteksi, hal tersebut dapat merambat ke dalam sistem kerja AI sehingga turut berpengaruh terhadap akurasi prediksi dalam penambangan data dan pembelajaran mesin. Sebagian besar AI modern menggunakan jaringan syaraf tiruan.
Ini merupakan rangsangan (neuron) yang mirip dengan struktur yang terdapat di dalam otak manusia. Ketika AI melakukan kesalahan, mereka cenderung untuk mengubah hubungan antar neuron, yang juga disebut sebagai penyesuaian bobot. Tindakan ini bertujuan untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan hingga diperoleh jawaban yang benar.
Namun, saat ini beberapa peneliti meyakini bahwa proses ini juga mewakili mekanisme belajar dari pengalaman baru dalam jaringan neuron biologis otak.
Melansir dari laman Science Times, Sabtu (6/1/2024), dalam sebuah studi baru dari Universitas Oxford, peneliti mencatat bahwa meskipun backpropagation telah mendorong kemajuan signifikan dalam cara kerja AI, tetapi otak manusia tetap menunjukkan keunggulan dalam cara belajar yang berbeda.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya