Distribusi MBG pada masa libur sekolah ini tertuang dalam Pedoman Tata Kelola Penyelenggaraan Program MBG Selama Libur Sekolah yang telah ditetapkan melalui Keputusan Kepala BGN Nomor 52.1 Tahun 2025.
Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati, menekankan bahwa keberlanjutan program ini sangat krusial. Sebab, risiko gizi buruk sering kali meningkat saat liburan karena pola makan anak yang cenderung tidak terpantau.
“Kita ingin memastikan bahwa gizi anak-anak Indonesia tidak terputus hanya karena libur sekolah. Selama masa liburan, BGN tetap mendistribusikan paket MBG baik kepada siswa maupun kelompok rentan 3B,” tegasnya seperti dikutip redaksi, Senin, 22 Desember 2025.
Kepala BGN Dadan Hindayana bahwa Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) telah melakukan inventarisasi terlebih dahulu. Pihak SPPG mendata berapa banyak siswa yang bersedia datang ke sekolah untuk mengambil jatah makan mereka.
“Untuk ibu hamil, ibu menyusui dan anak balita seperti biasa. Untuk Anak sekolah, masing-masing SPPG perlu melakukan inventarisasi berapa banyak dan berapa sering anak-anak bersedia ke sekolah,” jelas Dadan.
Jika siswa atau orang tua keberatan datang ke sekolah, BGN sedang menyiapkan opsi pengiriman langsung ke rumah.
“Untuk sisa hari, jika siswa bersedia datang ke sekolah dibagikan ke sekolah, jika tidak, perlu mulai didata mekanisme delivery ke rumah-rumah atau diambil di SPPG,” ucap Dadan.
Untuk menjaga kualitas dan keawetan makanan selama masa libur, BGN melakukan penyesuaian menu. Pada empat hari pertama liburan, siswa akan mendapatkan menu siap santap yang segar.
“Awal libur diberikan makanan siap santap untuk maksimal 4 hari dengan menu berkualitas seperti telur, buah, susu, abon, atau dendeng,” ujar Dadan.

